Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakai Senjata Kimia, Rusia Bilang Tentara Bayaran Amerika Mungkin Lakukan Provokasi Besar

Pakai Senjata Kimia, Rusia Bilang Tentara Bayaran Amerika Mungkin Lakukan Provokasi Besar Kredit Foto: Sputnik/Alexander Vilf
Warta Ekonomi, Moskow -

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu pada Selasa menuduh perusahaan militer swasta AS (PMC) mempersiapkan provokasi dengan penggunaan senjata kimia di Ukraina timur.

Shoygu mengatakan sekitar 120 tentara bayaran AS sekarang beroperasi di Donbas, wilayah Ukraina yang dilanda perang, melatih militer Ukraina "untuk operasi tempur aktif".

Baca Juga: Duh! Pesan Putin untuk Panglima Militer Rusia Mungkin Segera Bikin Geger Amerika dan Barat

“Telah dapat dipercaya bahwa ada lebih dari 120 staf perusahaan militer swasta Amerika di pemukiman Avdiivka dan Priazovskoye di wilayah Donetsk,” kata dia pada pertemuan dewan Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow.

“Mereka melengkapi posisi menembak di bangunan tempat tinggal dan fasilitas penting secara sosial, melatih pasukan operasi khusus Ukraina dan kelompok bersenjata radikal untuk operasi tempur aktif,” imbuh menhan Rusia.

Perusahaan swasta itu juga mengirimkan "tank dengan komponen kimia tak dikenal" ke kota Avdiivka dan Muara Krasny untuk melakukan provokasi, klaim Shoygu.

Pertempuran antara pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia di Donbas telah menyebabkan lebih dari 13.000 orang tewas sejak 2014, menurut PBB.

Wilayah ini adalah salah satu dari beberapa sumber gesekan antara Rusia dan Ukraina, termasuk pencaplokan Rusia atas wilayah Krimea Ukraina, yang dianggap ilegal oleh AS, Turki, dan Majelis Umum PBB.

Donbas menjadi sorotan global karena terletak di sepanjang perbatasan Ukraina dan Rusia, di mana penumpukan militer Rusia telah mengguncang dunia Barat.

Ketika negara-negara Eropa Barat memperingatkan Rusia untuk tidak mengambil tindakan militer apa pun terhadap Ukraina, Rusia menuduh Ukraina dan sekutunya melakukan provokasi dan meningkatkan ketegangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: