Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gunakan Bahasa Arab, Abu Janda Ucapkan Selamat Natal Sambil Kenakan Topi Sinterklas

Gunakan Bahasa Arab, Abu Janda Ucapkan Selamat Natal Sambil Kenakan Topi Sinterklas Kredit Foto: Instagram/Permadi Arya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda kembali ramai dikomentari publik karena unggahannya. Kali ini ia membagikan video dirinya mengucapkan selamat Natal menggunakan bahasa Arab.

Pertama-tama, Abu Janda mengenakan pakai khas Muslim di Indonesia, yakni baju koko yang dikombinasikan dengan peci putih. Namun, di tengah-tengah video, dia menimpa kopiahnya dengan topi Sinterklas berwarna merah.

Baca Juga: Telak! Abu Janda Sebut Ceramah Ustaz Ini Miskinkan Umat Islam

Pada kesempatan itu, dia menyampaikan ucapan Natal kepada seluruh umat Nasrani yang merayakan. Dia juga menjelaskan, sebagai Muslim, dirinya berhak memberikan ucapan tersebut.

“Karena tidak ada satu pun yang bisa menunjukkan satu ayat Al-Qur'an dan satu hadis yang melarang mengucapkan selamat Natal, maka saya Permadi Arya sebagai Muslim, ingin mengucapkan selamat merayakan hari Natal untuk seluruh umat Kristen yang merayakan,” ujar Permadi Arya, dikutip Hops--jaringan Suara.com, Sabtu (25/12/2021).

Bukan hanya itu, Abu Janda juga memberi ucapan selamat Natal menggunakan bahasa Arab.

“Bahasa Inggris-nya ‘Merry Christmas’ atau bahasa Arab-nya ‘Milad Mubarak barokallah fii umrik ya Nabiyullah Isa alaihi salam,’” terangnya.

Diketahui sebelumnya, Abu Janda menantang siapa pun yang bisa menyebutkan satu dalil di Al-Qur'an atau hadis yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal. Bahkan, dia sudah menyiapkan uang Rp50 juta sebagai hadiah sayembara tersebut.

“Clear ya! Satu hari saya tungguin, tidak ada yang bisa menunjukkan ayat Al-Qur'an atau hadis nabi yang melarang mengucapkan selamat Natal,” ungkapnya.

Meski ada sejumlah warganet yang mampu menjawabnya, tetapi Abu Janda tak merasa puas. Dia menganggap, jawaban yang ia terima rata-rata hanya cocoklogi semata.

“Argumen yang diberikan semua dalil cocoklogi, dicocok-cocokkan, dipas-paskan, menyesuaikan nafsu yang menafsirkan, semuanya dapat dipatahkan dengan mudah pakai logika,” kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: