Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soroti Penanganan Hukum Terhadap Penista Agama, Yusuf Martak Sampai Bawa-bawa Sosok Putin dan Rusia

Soroti Penanganan Hukum Terhadap Penista Agama, Yusuf Martak Sampai Bawa-bawa Sosok Putin dan Rusia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) menggelegar, menuding rezim Jokowi dirasuki komunias gaya baru. Hal itu disampaikan Ketua GNPF Ulama, Ustaz Yusuf Martak.

Dia mengatakan, Rusia merupakan sebuah negara yang penduduknya bukan mayoritas Islam. Akan tetapi, Presidennya justru melindungi dan melarang masyarakatnya menghina simbol-simbol Islam.

"Berbeda dengan Indonesia, presiden yang sedang memimpin kadang ada yang cenderung otoriter berpihak pada oligarki," ujar Yusuf dalam keterangannya, Minggu (26/12).

Baca Juga: Pengamat Blak-blakan Soal "Nyanyian" Giring di Hadapan Jokowi: Mungkin Strategi Giring untuk...

Dia melihat di Indonesia yang saat ini sangat ramai bermunculan penistaagama, khususnya Islam.

Bahkan, kata Yusuf, banyak yang mengaku beragama Islam tetapi aslinya Islamphobia dan seperti menjadi komunis gaya baru.

Dia mengatakan banyak laporan pada orang yang terindikasi penista agama tidak ditindak oleh aparat.

"Apakah apabila aparat tidak menindaklanjuti laporan-laporan masyarakat lalu pimpinan aparatnya ditegur oleh Presiden?," jelas Yusuf.

Bahkan kata Yusuf, para buzzer tersebut juga diyakini melaporkan kepada pimpinannya atas karya-karya penghinaan mereka yang membuat gaduh masyarakat.

Baca Juga: Kritik Nicho Silalahi Menyasar Perilaku Menterinya Pak Jokowi: Covid Tidak Berani sama Pejabat!

"Mustahil orang yang beragama Islam rela membayar buzzer-buzzer penjilat untuk agamanya dihinakan dan dinista, berarti mereka aslinya adalah komunis gaya baru yang sedang menyusun kekuatan," katanya.

Yusuf Martak mengingatkan rezim Jokowi harus mengambil tindakan pada para penista yang menggaduhkan negara. (*)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: