Moon Jae-in Janji Menekan Perdamaian Secara Resmi dengan Korea Utara, Ada Peran Amerika?
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in berjanji menggunakan akhir masa jabatanya untuk menekan perdamaian secara resmi dengan Korea Utara (Korut). Upayanya tetap ia gencarkan meskipun Korut masih diam mengenai deklarasi damai antara kedua belah pihak.
"Pemerintah akan mengejar normalisasi hubungan antar-Korea dan jalan perdamaian yang tidak dapat diubah sampai akhir," kata Moon dalam pidato Tahun Baru terakhirnya sebelum masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Mei, Senin (3/12/2022) waktu setempat.
Baca Juga: Korea Utara Fokus Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Taraf Hidup Rakyat, Kim Jong Un Berubah?
"Saya berharap upaya dialog akan berlanjut di pemerintahan berikutnya juga," ujarnya menambahkan.
Moon mendorong deklarasi akhir perang itu sebagai cara untuk memulai kembali negosiasi macet dengan Pyongyang pada 2018 dan 2019.
Pemerintahannya telah mengisyaratkan diskusi jalur lain. Namun, Korut belum secara terbuka menanggapi desakan terbaru Moon maupun Amerika Serikat (AS). AS mengatakan mendukung gagasan tersebut meski mungkin tidak setuju dengan Korsel mengenai waktunya.
"Memang benar bahwa jalan masih panjang," kata Moon. Namun, menurutnya jika hubungan antar-Korea membaik, masyarakat internasional akan mengikuti.
Moon mengatakan jangkauannya ke Korut telah dimungkinkan oleh penumpukan militer besar yang membantu membuat Korsel lebih aman.
"Perdamaian mungkin terjadi pada keamanan yang kuat," katanya.
Namun demikian, Pemimpin Korut Kim Jong-un dalam pidatonya pada Malam Tahun Baru tidak menyebutkan seruan Moon untuk sebuah deklarasi yang secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-1953 maupun pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan Amerika Serikat (AS).
Pada 2018-2019 Moon mengadakan beberapa pertemuan puncak dengan Kim, termasuk sekali di Pyongyang. Namun pertemuan itu buntu.
Negosisasi dilakukan sebelum pembicaraan terhenti di tengah ketidaksepakatan atas tuntutan internasional agar Korut menyerahkan gudang senjata nuklirnya. Ini merupakan seruan Pyongyang untuk Washington dan Seoul untuk meringankan sanksi dan hapus kebijakan bermusuhan lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto