Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Panik, Presiden Kazakhstan Ungkap Alasan Pemberlakuan Keadaan Darurat

Rakyat Panik, Presiden Kazakhstan Ungkap Alasan Pemberlakuan Keadaan Darurat Kredit Foto: AP Photo/Yan Blagov
Warta Ekonomi, Almaty -

Presiden Kazakhstan pada Rabu (5/1/2022) mengatakan dirinya yakin mendapatkan banyak dukungan setelah memberlakukan keadaan darurat di beberapa daerah menyusul protes terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Kassym-Jomart Tokayev mengatakan dia tidak akan meninggalkan ibu kota negara, Nur Sultan, “Apa pun yang terjadi.”

Baca Juga: Aliansi Militer Pimpinan Rusia Kirim Pasukan Penjaga ke Kazakhstan

“Ini adalah tugas konstitusional saya untuk berdiri di hadapan rakyat,” kata Tokayev.

Langkah-langkah keamanan diperketat di ibu kota Kazakhstan.

Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat pada Rabu ketika protes terhadap kenaikan harga bahan bakar menyebar ke seluruh negeri.

Menurut Tokayev, tindakan ini perlu dilakukan.

“Sebagai presiden, saya harus memastikan keamanan dan ketentraman warga negara kita dan keutuhan negara,” kata dia.

“Ini masalah keamanan negara kita,” tegas dia.

Tokayev juga mengatakan dia akan bertindak sekuat mungkin melawan protes.

Situasi di Kazakstan

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengumumkan Rabu bahwa lebih dari 200 orang ditahan karena mengganggu ketertiban umum selama demonstrasi di seluruh negeri itu Selasa.

Kementerian mengatakan bahwa 37 kendaraan polisi telah rusak, 95 petugas terluka dan satu mobil dibakar selama protes. Polisi tetap dikerahkan di jalan-jalan Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, tempat demonstrasi besar-besaran diadakan.

Memegang tanggung jawab pemerintah atas protes terhadap kenaikan harga minyak, Tokayev pada Rabu menyetujui pengunduran diri Perdana Menteri Askar Mamin dan para menterinya.

Saat protes menyebar ke seluruh negeri pada hari sebelumnya, Tokayev mengumumkan keadaan darurat di kota Almaty dan wilayah kaya minyak Mangystau antara 5-19 Januari untuk menjaga keamanan publik.

Dia juga memberlakukan jam malam di Almaty, bekas ibu kota Kazakhstan, tempat ribuan orang turun ke jalan. Sementara polisi menggunakan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Bentrokan meletus antara polisi dan demonstran yang berujung pembakaran mobil polisi oleh pengunjuk rasa. Pemerintah juga telah membatasi akses ke media sosial termasuk Facebook dan Telegram.

Protes pecah pada 2 Januari ketika pengemudi mengadakan demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar di kota Zhanaozen di Mangystau, yang kemudian menyebar ke kota Aktau.

Protes di kota-kota barat Atyrau, Aktobe dan Oral, di mana cadangan minyak dan gas berada, menyebar ke kota-kora lain Kazakhstan yang berubah menjadi demonstrasi publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: