Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terendus Kekacauan Terjadi di Bawah Bayang-bayang Mantan Presiden Mendominasi Kazakhstan

Terendus Kekacauan Terjadi di Bawah Bayang-bayang Mantan Presiden Mendominasi Kazakhstan Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Almaty -

Demonstrasi protes harga bahan bakar gas yang berujung kerusuhan di Kazakhstan menggoyang kekuasaan pemerintahan. Mantan Perdana Menteri Kazakhstan, Akezhan Kazhegeldin, mengatakan, Presiden Kassym-Jomart Tokayev harus bergerak cepat untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya.

Kazhegeldin mengatakan, Tokayev, yang memerintah sejak 2019 berada di bawah bayang-bayang mantan presiden Nazarbayev yang mendominasi Kazakhstan selama tiga dekade sebelumnya.

Baca Juga: Usai Ratusan Orang Kehilangan Nyawa, Begini Situasi Kota Almaty Kazakhstan

"Saya pikir banyak orang di jejaring sosial, kritikus, terus mengatakan bahwa Nazarbayev berdiri di belakangnya dan memanipulasi dia. Sekarang dia memiliki kekuasaan eksekutif formal yang lengkap. Dia perlu mengambil alih komando," ujar Kazhegeldin.

Kazhegeldin menjabat sebagai perdana menteri di bawah pemerintahan Nazarbayev pada 1990-an. Ketika itu Tokayev menjadi menteri luar negeri. Kazhegeldin mengundurkan diri dari pemerintahan karena kekhawatiran tentang korupsi. Dia sekarang tinggal di pengasingan di Inggris.

Kazhegeldin mendesak Tokayev untuk bergerak cepat melakukan penyelidikan terkait dengan kerusuhan, dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan itu ke pengadilan. Selain itu, Tokayev juga harus mendengarkan tuntutan rakyat untuk reformasi.

"Jika dia melakukannya dalam waktu singkat, dia dapat mengandalkan dukungan warga dalam pemilihan. Jika tidak, orang akan menyalahkan semua masalah dan semua yang terjadi baru-baru ini padanya," ujar Kazhegeldin.

Selama berkuasa, Nazarbayev mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar. Kazhegeldin menggambarkan bahwa Nazarbayev memegang kekuasaan melalui sistem klan. Kazhegeldin mengatakan, faksi Nazarbayev yang "sakit hati" akan berusaha untuk melakukan remobilisasi jika diberi kesempatan.

"Orang-orang yang baru saja dikalahkan sangat kaya. Mereka memiliki modal besar di luar negeri, termasuk di Inggris. Uang ini harus dikembalikan ke negara dan digunakan untuk mengembangkan ekonomi. Jika tidak dilakukan, orang-orang ini akan menggunakan uang itu untuk mengacaukan situasi di negara ini," ujar Kazhegeldin.

Nazarbayev tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Tetapi juru bicaranya mengeluarkan pernyataan pada Minggu (9/1/2022) dalam upaya untuk menghilangkan kesan keretakan antara Nazarbayev dan Tokayev. Juru bicara tersebut mengatakan, mantan presiden telah memilih untuk menyerahkan jabatan sebagai kepala Dewan Keamanan untuk membantu meredakan krisis. 

Menurut juru bicara itu, Nazarbayev dan Tokayev selalu berada di sisi barikade yang sama. Sebelumnya, Tokayev mencopot Nazarbayev sebagai kepala Dewan Keamanan.

Aksi protes pecah pada Minggu (2/1/2022), ketika pengemudi di kota Zhanaozen di wilayah Mangystau yang kaya minyak, menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair (elpiji). Pada awal tahun pemerintah Kazakhstan mengumumkan kenaikan bahan bakar dua kali lipat, dan menghapus subsidi bahan bakar.

Aksi protes kemudian menyebar ke kota Aktau. Protes juga terjadi di kota-kota barat, seperti Atyrau, Aktobe dan Oral, yang dikenal memiliki cadangan minyak dan gas alam. Aksi protes menyebar luas ke kota-kota lain di Kazakhstan, dan berubah menjadi demonstrasi publik.

Para demonstran membakar mobil polisi, menyerbu gedung-gedung pemerintah, dan membakar istana presiden. Mereka juga menduduki bandara internasional di Almaty, serta menjarah pertokoan, perbankan, dan bisnis lainnya.  

Sebanyak 164 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan tersebut. Sementara lebih dari 6.000 ditahan. Tokayev menyebut penahanan itu sebagai bagian dari operasi kontra-teroris. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: