Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keren Banget! Berkat Teknologi, Panen Tambak Udang Disulap jadi 40 Ton per Hektar

Keren Banget! Berkat Teknologi, Panen Tambak Udang Disulap jadi 40 Ton per Hektar Kredit Foto: DELOS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran digitalisasi dan teknologi memang memberikan keuntungan dan manfaat besar bila dioptimalkan dengan baik. Hal ini pula yang dilakukan DELOS, salah satu startup aquatech di Indonesia yang mampu meningkat hasil panen budidaya udang secara signifikan.

Terlahir dari perjalanan panjang sebuah tambak udang konvesional bernama Dewi Laut Aquaculture (DLA) yang berlokasi di Garut, Jawa Barat, DELOS merupakan penyempurnaan dari siklus ke siklus tambak itu sendiri. Dimulai sejak tahun 2016 hingga kini, DLA terus berinovasi secara digital, hingga bermuara pada aplikasi teknologi DELOS yang kemudian diperkenalkan kepada publik. Dilengkapi dengan teknologi kontrol bernama Aquahero, DELOS dirancang sebagai “konsultan ahli” para petambak udang.

CEO DELOS, Guntur Mallarangeng, dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (11/1/2022), mengatakan bahwa dengan keterlibatan DELOS mampu membuat hasil panen DLA naik secara signifikan. Baca Juga: Ciptakan Solusi Pendanaan bagi Startup, Indonesia Fund Festival 2021 Resmi Digelar

“Kami berhasil memaksimalkan budidaya, dengan tebaran 180 ekor per meter persegi, rasio konversi pakan dibawah 1.5 dan survival rate diatas 85%, yang akhirnya kami dapat melebihi 40 ton per hektar dengan lama budidaya 90 hari," ujarnya.

Selain dari tolak ukur itu, lanjut Dia, DELOS dalam pengaplikasiannya pun mampu mengukur seberapa besar pemberian pakan yang ideal, sehingga tidak berlebihan dan membuang banyak biaya bagi petambak. Harapannya, pada hasil akhirnya mampu mendapatkan nilai Rasio Konversi Pakan (FCR) yang baik di bawah 1.5. Jika demikian, udang akan tumbuh sesuai dengan bobot yang ditargetkan di awal oleh petambak. 

“Jika tambak-tambak udang di Indonesia bisa menerapkan sains, teknologi, dan operasional yang terbaru dan terbarukan, maka produktivitas per hektar para pelaku budidaya di Indonesia akan menjadi lebih kompetitif di ajang global.  Peluang ini sangat baik bagi industri perikanan di Indonesia apalagi negara kita adalah negara maritim dengan sumber daya lautnya yang melimpah – bahkan seharusnya bisa melampaui kemampuan maritim negara manapun.” ujar Guntur. Baca Juga: Cetak Entrepreneur Muda Digital, Achmad Zaky Foundation Gelar Startup Campus Batch 2

Menurutnya, budidaya udang dengan penerapan teknologinya tentunya bukanlah hal yang mudah. Sangat perlu bagi petambak menyesuaikan mind set dengan aplikasi tersebut. Sebab, bukan berarti ketika DELOS diaplikasikan ke dalam tambak udang konvensional, tidak serta-merta langsung “disulap” berhasil.

“DELOS memiliki peran sebagai konsultan ahli yang akan mendampingi petambak dalam berbagai situasi. Lazimnya sebuah tambak udang umumnya, terkadang ada kalanya muncul kondisi krisis atau masalah terjadi. Di saat itulah, DELOS mengeluarkan rekomendasi yang harus dijalankan oleh petambak, dan jika kondisi sudah normal maka petambak harus menjalankan rekomendasi dari DELOS sepenuhnya,” tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: