Kebun sawit dituding sebagai penyebab utama habisnya hutan di Indonesia. Lantas benarkah demikian?
Dalam laporan PASPI, data Statistik Kehutanan mencatat, luas daratan Indonesia yakni sekitar 189 juta hektare. Dari luas daratan tersebut, sekitar 47 persen atau sekitar 88 juta hektare adalah hutan negara, yakni hutan lindung, hutan konservasi,hkutan produksi terbatas, hutan produksi, hutan yang dapat dikonversi, dan hutan tanaman industri. Baca Juga: Masih Gak Percaya Kalau Kelapa Sawit Punya Kontribusi Positif di Segala Aspek Kehidupan? Tuman!
“Porsi hutan Indonesia tersebut masih lebih besar (FAO) dari rataan porsi hutan dunia yang hanya 31 persen, juga lebih besar dibandingkan di Uni Eropa (45 persen), dan Amerika Serikat (40 persen). Jadi, luas hutan Indonesia masih lebih baik dibanding rataan negara-negara dunia,” catat laporan PASPI.
Sementara itu, porsi daratan Indonesia untuk semua sektor (di luar hutan), yakni sisanya yang sebesar 53 persen dari luas daratan Indonesia yang disebut sebagai kawasan budidaya. Kawasan budidaya tersebut, dilansir laporan PASPI, mencakup semua sektor (diluar kehutanan), yakni untuk pertanian/perkebunan, perkotaaan, perkampungan/pemukiman, perkantoran, jalan-jalan, kawasan industri, dan sebagainya.
Dari penjelasan tersebut, jelas bahwa kebun sawit termasuk dalam kawasan budidaya, bukan kawasan hutan. Menurut Statistik Kelapa Sawit Kementerian Pertanian dalam laporan PASPI, luas kebun sawit di Indonesia pada 2017 yakni sekitar 13 juta hektare.
Jika dibanding dengan luas total daratan Indonesia maka luas kebun sawit ternyata hanya sekitar 7 persen dari luas total daratan Indonesia. Sementara itu, jika dibandingkan luas kawasan budidaya maka luas lahan yang digunakan kebun sawit hanya sekitar 13 persen.
“Tidak berdasar jika dikatakan bahwa sejauh mata memandang daratan Indonesia, semua adalah kebun sawit, juga tidak berdasar pandangan yang mengatakan bahwa deforestasi (konversi hutan menjadi non hutan) di Indonesia adalah untuk perluasan kebun sawit,” catat laporan PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: