Pianis Asal Indonesia Jadi Musisi Klasik Asia Pertama Terdaftar di NFT, Laku Hampir Senilai 1M
Kegiatan lelang lagu ini diselenggarakan dalam rangka penggalangan dana Charity Auction yang diselenggarakan oleh Yayasan Habitat Indonesia. Menurut Susanto, Direktur Nasional Habitat Indonesia menyatakan, “Hasil penggalangan dana Charity Auction untuk membantu menambah membangun rumah lebih banyak lagi bagi keluarga penyintas korban badai di NTT yang sedang dibangun sebelumnya dari konser amal “NTT adalah Kita” dan dari penggalangan dana lainnya”.
Karya pertama yang dilelang ialah, solo piano “Variations on Ibu Sud’s ‘Pergi Belajar’ dan karya keduanya, ialah Rapsodia Nusantara No. 35. Hasil dari pelelangam kedua karya NFT tersebut tersebut telah terjual senilai 61ribu dollar AS yang senilai dengan hampir 1M.
Karya-karya tersebut telah dibeli oleh Edwin Soeryadjaya dan Hilmi Panigoro dalam agenda yang diselenggarakan oleh Yayasan Habitat Indonesia. Sekaligus pelelangan karya tersebut dilakukan di platform social NFT marketplace, Metaroid.
Memang sekarang sudah banyak publik figur yang terjun di bisnis NFT. Karya NFT juga menciptakan peran galeri dan museum terkesan sebagai pasar seni yang tradisional, namun sekarang terkonversi ke dalam digital.
Tingkat harga dari karya NFT terus bertumbuh jika dibandingkan dengan harga pada tahun-tahun sebelumnya. Kelebihan lainnya dari karya NFT adalah autentikasi karya seni. Di mana seniman menjual karyanya dalam bentuk NFT sekaligus menciptakan batasan untuk menghindari pemalsuan atau duplikasi karya seni serupa, sehingga orisinalitasnya terjamin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: