Gegara Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik, Amerika Sampai Lakukan ini
Uji coba rudal balistik yang dilakukan Korea Utara membuat Amerika Serikat (AS) menghentikan penerbangan di pantai baratnya.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS mengatakan, penghentian penerbangan itu dilakukan pada Senin (10/1/2022) malam waktu setempat.
Baca Juga: Semenanjung Korea Panas, Korea Utara Lagi-lagi Bikin Bikin Korea Selatan dan Jepang Tegang
Di saat yang sama pula, muncul peringatan militer Korea Selatan yang mengatakan uji coba tersebut menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
Peluncuran itu dilakukan saat Dewan Keamanan PBB bertemu di New York untuk membahas uji coba Korea Utara dilakukan pekan lalu.
Pyongyang sendiri menyebut sistem persenjataan diuji itu sebagai rudal hipersonik, meskipun Seoul meragukan klaim itu.
Namun militer Korea Selatan mengatakan "rudal balistik yang dicurigai" yang diluncurkan Selasa waktu Korea telah mencapai kecepatan hipersonik.
Dalam dekade sejak pemimpin Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan, Korea Utara telah melihat kemajuan pesat dalam teknologi militernya dengan mengorbankan sanksi internasional.
Rudal Selasa mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Meskipun tidak ada laporan kerusakan.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut peluncuran itu "sangat disesalkan".
Amerika Serikat mengutuk apa yang disebutnya "peluncuran rudal balistik", dan menegaskan kembali komitmennya untuk membela Korea Selatan dan Jepang.
"Peluncuran ini melanggar beberapa Resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman bagi tetangga DPRK dan komunitas internasional," kata Departemen Luar Negeri AS, menggunakan singkatan nama resmi Korea Utara.
AS mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada pendekatan diplomatik ke Korea Utara dan meminta negara itu untuk terlibat dalam dialog."
Sebelumya kepala Staf Gabungan Seoul merinci rudal balistik yang ditembakkan Korut.
Dia mengatakan, rudal ditembakkan ke arah laut timur semenanjung pada hari Selasa sekitar pukul 07:27 (2227 GMT Senin), terbang 700 kilometer (435 mil) pada ketinggian sekitar 60 kilometer dengan kecepatan Mach 10.
Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan Mach 5 dan lebih tinggi dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: