Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Covid-19 Makin Bar-Bar, Nilai Tukar Rupiah Ambyar!

Covid-19 Makin Bar-Bar, Nilai Tukar Rupiah Ambyar! Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan nasabah selama Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, BNI menyiapkan kas rata-rata Rp16,9 triliun per minggu atau naik lima persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2018. Selain itu, BNI tetap memberikan pelayanan yang maksimal dengan mengoperasikan 72 outlet di berbagai kota utama di Indonesia pada masa cuti bersama pada 24 Desember 2019, serta 23 outlet pada saat libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. | Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus Covid-19 di Indonesia makin bar-bar dan mengkhawatirkan. Untuk Jakarta saja, ada penambahan 566 kasus baru per Minggu, 16 Januari 2022. Angka kasus aktif Covid-19 di Jakarta saat ini mencapai 3.816 kasus dan mayoritas merupakan kasus yang berasal dari perjalanan luar negeri.

Kondisi pandemi yang kembali meningkat menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah. Awal pekan ini, rupiah ambyar melawan dolar AS dan mata uang global di kisaran Rp14.300. Sampai dengan pukul 10.25 WIB, rupiah terkoreksi -0,24% ke level Rp14.318 per dolar AS. Baca Juga: Harga Emas Turun, Logam Mulia Antam Dibanderol Rp937.000 per Gram

Selain terhadap dolar AS, rupiah juga memerah terhadap dolar Australia (-0,22%). Dua mata uang Eropa pun sama-sama menekan rupiah, yakni euro (-0,24%) dan poundsterling (-0,25%). 

Di Asia, rupiah menjadi yang terlemah keempat setelah won (0,25%), ringgit (0,03%), dan yen (0,01%). Dengan kata lain, rupiah kini anjlok terhadap dolar Singapura (-0,23%), dolar Hong Kong (-0,22%), dolar Taiwan (-0,21%), yuan (-0,18%), dan baht (-0,05%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: