Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Ukraina: Barat Jelas-jelas Tidak Lakukan Langkah Konkret

Pengamat Ukraina: Barat Jelas-jelas Tidak Lakukan Langkah Konkret Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Pengamat Ukraina di lembaga think-tank asal London, Chatham House Orysia Lutsevych mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam mengklarifikasi pernyataan Presiden AS Joe Biden. Biden mengatakan Barat mungkin tidak bersatu bila Rusia hanya membuat serangan kecil pada Ukraina.

Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Jenewa. Pertemuan itu untuk membahas meningkatnya ketegangan mengenai Ukraina setelah pertemuan pekan lalu tidak memberikan hasil.

Baca Juga: Amerika Sanksi Empat Orang Terkait Konflik Rusia dan Ukraina, Siapa Saja?

"Bila ia memiliki mandat, mudah-mudahan Blinken dapat memperjelas beberapa ambiguitas ini," kata Lutsevych, Jumat (21/1/2022).

Ia mengatakan pihak Ukraina merasakan "kegusaran tertentu". Sebab Barat belum mengubah dukungan retoris mereka ke langkah nyata.

Pada Jumat (21/1/2022) Blinken bertemu dengan sekutu-sekutu Eropa di Berlin. Pertemuan tersebut untuk menegaskan komitmen mereka dalam menerapkan sanksi pada Rusia bila Moskow menginvasi Ukraina.

Harapan Washington untuk membangun persatuan melawan Moskow diperumit dengan pernyataan Biden dalam konferensi pers Rabu (19/1/2022) lalu. Ia memprediksi Rusia akan bergerak masuk ke Ukraina dan memperingatkan Moskow akan membayar mahal atas tindakan mereka.

Namun warga di Donetsk yang dikuasai separatis timur Ukraina mengatakan mereka yakin dengan dukungan dari Moskow.

"Saya percaya pada Putin, ia pasti membantu kami, ia tidak akan meninggalkan kami, kami semua berharap begitu," kata seorang warga yang hanya menyebut namanya sebagai Tatyana.

"Saya tidak mengenai Biden ini dan saya tidak ingin mengenalnya, tapi saya percaya pada Rusia," katanya.

Seorang warga lainnya yang bernama Alexander mengatakan kecil kemungkinannya negosiasi menghasilkan kedamaian.

"Untuk masa depan saudara-saudari, dan anak-anak kami, saya berharap negosiasi akan mencapai poin yang kami dan mereka butuhkan dan pada akhirnya kembali pada harmoni dan perdamaian," kata laki-laki berusia 28 tahun itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: