Antisipasi Risiko, Investasi Migrasi Tempat Tinggal Makin Diminati Sejak Pandemi Covid-19
Investasi migrasi tempat tinggal makin diminati sejak pandemi Covid-19, terutama oleh para individu dengan pendapatan bersih tinggi (high-net-worth individuals). Investasi di industri ini dimanfaatkan oleh para pengusaha dan investor untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi secara nasional, regional, maupun global akibat pandemi.
Hal ini terlihat dari peningkatan permintaan program residence-by-investment (RBI) yang melonjak sekitar 45% secara global selama 18 bulan terakhir. Managing Director dan Head of Henley & Partners Indonesia Scott Moore menjelaskan peningkatan yang signifikan terjadi di Amerika Serikat (208%), Kanada (47%), Australia (41%), dan Inggris (31%).
Baca Juga: Penelitian Terbaru! Pria Lebih Mendominasi Investasi Kripto Dibanding Wanita? Berikut Penjelasannya
"Pengusaha dan investor dari negara maju dan berkembang kini menyadari bahwa diversifikasi portofolio investasi migrasi menambah dorongan terhadap strategi perencanaan keuangan dan manajemen warisan mereka, serta sebagai pelindung dari kerugian, menghasilkan nilai baru, dan meningkatkan kesejahteraan seluruh keluarga," kata Scott Moore.
Selain itu, para investor juga mengejar peluang alternatif untuk bisnis, karier, pendidikan, dan gaya hidup di level global melalui investasi migrasi tempat tinggal. Sejumlah investor juga mempertimbangkan kebutuhan setiap generasi seperti program khusus untuk diri sendiri, pendidikan anak, pekerjaan, hingga kebutuhan pensiun orang tua mereka.
Melihat hal itu, negara-negara menyediakan program RBI yang dapat menarik investor dan talent untuk tinggal di negara mereka guna membangun ekonomi negara. Tahun lalu, negara seperti Kenya, Oman, Russia, Saudi Arabia, dan UAE mengumumkan inisatif tempat tinggal jangka panjang untuk negara tertentu.
"Program RBI memberikan peluang bagi individu dalam membangun portofolio migrasi tempat tinggal untuk mengantisipasi risiko yang bisa terjadi di dunia. Selain itu, ragam peluang juga tersedia bagi mereka yang memiliki prestasi dan sedang mempertimbangkan relokasi tempat tinggal," paparnya.
Program tempat tinggal berbasis real-estate Eropa juga menjadi salah satu yang paling banyak diminati oleh para high-net-worth individuals. Hal ini disebabkan Eropa memiliki ekonomi yang kuat, keamanan kesehatan yang terjamin, serta dominasi institusi demokrasi liberal. Kebanyakan dari program investasi migrasi Eropa melibatkan pembelian properti untuk dapat izin tinggal permanen di negara tersebut.
"Kami telah melihat permintaan yang signifikan terhadap penawaran properti dalam beberapa tahun terakhir. Selain volatilitas Covid-19, terdapat alasan lain individu mempertimbangkan RBI. Tidak hanya untuk memperoleh kebebasan bepergian atau keuntungan gaya hidup dengan memiliki rumah kedua untuk relokasi, tetapi juga untuk mendiversifikasi portofolio, investasi, operasi global, sebagai warisan, dan identitas bagi keluarga, terutama melalui pendidikan," jelas Scott Moore.
Dia berharap investasi migrasi kian bertumbuh secara signifikan ke depan, baik dalam skala Indonesia maupun global, seiring dengan perkembangan pasar dan pilihan RBI yang tersedia bagi investor maupun pengusaha internasional.
"Selama masa pandemi dan krisis ekonomi yang tidak menentu, negara dengan program yang kuat telah memperoleh manfaat pendapatan alternatif dan diyakini dapat membantu perolehan talent di tahun 2022," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: