Ahmad Maburi selaku Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tegaskan Edy Mulyadi tidak ada keterkaitan dengan partainya.
Maburi menyebut, Edy Mulyadi memang pernah jadi caleg PKS. Tetapi, setelah pemilu usai, Edy tidak lagu aktif di struktur partai di level manapun dan bukan pejabat struktur PKS.
Baca Juga: Giring PSI Ikut-Ikut Singgung Kalimantan Seperti Edy Mulyadi, Katanya...
"Sehingga sama sekali tidak ada kaitan PKS dengan pernyataan yang bersangkutan," ujar Mabruri di Jakarta, Selasa, 25 Januari 2022.
"Segala sikap resmi PKS disampaikan oleh Juru Bicara Resmi DPP PKS dan juga Anggota Fraksi PKS DPR RI sesuai dengan tupoksi dan bidang. Sikap resmi PKS bisa dilihat secara utuh di website dan media sosial resmi PKS," sambungnya.
Mabruri menegaskan sikap resmi PKS terhadap pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) disampaikan dalam forum-forum yang konstitusional oleh Fraksi PKS sesuai tugas dan wewenang Anggota DPR RI.
"Penolakan PKS terhadap pemindahan IKN dilakukan dalam ruang konstitusi, dijamin oleh Undang-undang sehingga sikap penolakan PKS di DPR adalah langkah yang konstitusional dengan argumentasi yang amat rasional. Sikap PKS sebagai penyeimbang pemerintah bukan berarti bersikap asal beda dan tanpa penjelasan yang lengkap dan akademik," ungkapnya.
Mabruri juga berharap perbincangan soal IKN dibawa ke publik dengan iklim perbincangan yang sehat.
"Anggota Fraksi PKS juga banyak diundang dalam berbagai forum publik termasuk oleh media dan menginginkan perbincangan soal IKN juga jadi perhatian publik dengan diskusi yang sehat dalam bingkai demokrasi," ujarnya.
Baca Juga: Disindir Edy Mulyadi "Macan Jadi Mengeong", Siapa Sangka Begini Respons Prabowo
Sebelumnya, Edy Mulyadi dilaporkan ke Polda Kalimantan Timur gara-gara pernyataannya yang menyebut Kalimantan Timur ‘tempat jin buang anak’. Selain itu, dia juga menyebut segmentasi di Kalimantan Timur ialah 'kuntilanak' hingga 'genderuwo'.
"Ini ada sebuah tempat elit punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak. Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo nggak apa-apa bangun di sana," kata Edy Mulyadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar