Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ukraina Hadapi Ancaman Invasi Rusia, Warga: Saya Siap Angkat Senjata

Ukraina Hadapi Ancaman Invasi Rusia, Warga: Saya Siap Angkat Senjata Kredit Foto: Reuters/Vyacheslav Madiyevskyy
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Di satu sisi, diperkirakan 100.000 tentara Rusia sudah dikerahkan ke perbatasan Ukraina. Di sisi lain, Amerika Serikat bersama beberapa negara NATO mulai mengirimkan jutaan bantuan militer.

Tapi apa pendapat orang Ukraina mengenai hal itu?

Baca Juga: Situasi Kian Tegang! Jika Rusia Sukses Menginvasi Ukraina, Apa yang Dilakukan NATO?

Pekan ini sebuah video viral di Ukraina memperlihatkan seorang pria paruh baya menyatakan kesiapannya untuk membela keluarga dan negaranya dari potensi invasi Rusia. Dia terlihat tulus.

"Saya akan angkat senjata dan pergi berperang. Saya siap," katanya kepada kru TV dari saluran berita TV berbahasa Rusia, Current Time.

Dia mengatakan rencana daruratnya sudah siap.

Setelah membawa keluarganya ke rumah musim panas mereka, dia akan kembali ke kota Kharkiv dan mengangkat senjata.

Kharkiv terletak kurang dari satu jam perjalanan dari perbatasan Ukraina-Rusia. Ribuan tentara Rusia saat ini ditempatkan tepat di perbatasan kedua negara.

Banyak pengamat, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, memperingatkan kemungkinan ancaman terhadap kota Kharkiv yang mayoritas penduduknya berbahasa Rusia.

"Sejauh ini saya tidak melihat tanda-tanda kepanikan," kata Antonina Baranova, 27 tahun, seorang dosen universitas di Kharkiv. "Tidak ada antrean panjang di supermarket, tidak ada orang-orang yang menimbun makanan."

Presiden Zelensky sendiri, beberapa hari sebelum membunyikan alarm bahaya yang mengancam kota, juga menyerukan agar masyarakat tetap tenang.

"Tarik napas. Tenang. Tidak perlu memborong soba dan korek api," kata presiden dalam sambutannya.

Soba, gandum pokok Ukraina, korek api, air, pakaian, dan bahan bakar dilaporkan mulai ditimbun jika konflik tiba-tiba pecah.

Namun bagi mereka yang tinggal di Ukraina timur, di mana selama delapan tahun terakhir separatis yang didukung Rusia terus menguasai sebagian besar wilayah Luhansk dan Donetsk, menyaksikan rak-rak supermarket yang kosong dan krisis bahan bakar bukanlah hal baru.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: