Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siap-Siap! Menkes Perkirakan Puncak Omicron di Indonesia Terjadi Akhir Februari

Siap-Siap! Menkes Perkirakan Puncak Omicron di Indonesia Terjadi Akhir Februari Kredit Foto: Amiri Yandi/Info Publik/Kominfo Newsroom
Warta Ekonomi -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami puncak kasus Omicron pada akhir Februari.

Bahkan, jumlah puncak kasus varian Omicron diprediksi tiga kali lebih tinggi daripada kasus varian Delta. Untuk diketahui, puncak kasus varian Delta di Indonesia terjadi pada Juli 2021.

Saat itu, jumlah kasus harian varian Delta mencapai 57 ribu kasus. "Indonesia pasti akan mengalami puncak kasus Omicron ini. Kalau melihat di negara lain itu varian Ini bisa dua kali sampai tiga kali di atas pucak varian delta. Kita masih belum tau berapa puncaknya yang akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari dimana puncak varian Delta di Indonesia 57 ribu kasus per hari," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (31/1/2022).

Dia mengingatkan, meskipun puncak kasus jumlahnya akan jauh lebih tinggi dari varian Delta, catatan pemerintah menunjukkan sebanyak lebih dari 85 hingga 10 persen pasien terpapar Omicron yang masuk RS mengalami kesembuhan.

 "Yang kasusnya berat, sedang atau kritis yamg membutuhkan oksigen itu sekitar 8-10% (pasien). Jadi 90 persen pasien yang masuk RS di kita itu umumnya tanpa gejala sekitar 35 sampai 40 % dan bergejala ringan itu sekitar 50 persen," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah mengetahui akan adanya lonjakan dan puncak kasus Omicron. Sehingga tekanan ke rumah sakit juga akan tinggi. Tetapi, kata dia, yang harus diketahui masyarakat adalah bahwa tingkat kesembuhan varian Omicron sangat tinggi.

"Karena kita tau nanti kenaikan kasusnya akan tinggi, sehingga presurenya akan tinggi masuk RS dan kita lihat bahwa kesembuhannya tinggi untuk yang Omicron berbeda dengan varian Delta," katanya.

Dia mengimbau masyarakat yang terpalar virus tanpa gejala cukup menjalani isolasi di rumah. Begitu juga dengan pasien bergejala ringan yang saturasi oksigennya di atas 95 persen, cukup isolasi mandiri di rumah masing-masing..

Bahkan, jumlah puncak kasus varian Omicron diprediksi tiga kali lebih tinggi daripada kasus varian Delta. Untuk diketahui, puncak kasus varian Delta di Indonesia terjadi pada Juli 2021.

Saat itu, jumlah kasus harian varian Delta mencapai 57 ribu kasus. "Indonesia pasti akan mengalami puncak kasus Omicron ini. Kalau melihat di negara lain itu varian Ini bisa dua kali sampai tiga kali di atas pucak varian delta. Kita masih belum tau berapa puncaknya yang akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari dimana puncak varian Delta di Indonesia 57 ribu kasus per hari," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (31/1/2022).

Dia mengingatkan, meskipun puncak kasus jumlahnya akan jauh lebih tinggi dari varian Delta, catatan pemerintah menunjukkan sebanyak lebih dari 85 hingga 10% pasien terpapar Omicron yang masuk RS mengalami kesembuhan.

 "Yang kasusnya berat, sedang atau kritis yamg membutuhkan oksigen itu sekitar 8-10% (pasien). Jadi 90% pasien yang masuk RS di kita itu umumnya tanpa gejala sekitar 35 sampai 40 % dan bergejala ringan itu sekitar 50 persen," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah mengetahui akan adanya lonjakan dan puncak kasus Omicron. Sehingga tekanan ke rumah sakit juga akan tinggi. Tetapi, kata dia, yang harus diketahui masyarakat adalah bahwa tingkat kesembuhan varian Omicron sangat tinggi.

"Karena kita tau nanti kenaikan kasusnya akan tinggi, sehingga presurenya akan tinggi masuk RS dan kita lihat bahwa kesembuhannya tinggi untuk yang Omicron berbeda dengan varian Delta," katanya.

Dia mengimbau masyarakat yang terpalar virus tanpa gejala cukup menjalani isolasi di rumah. Begitu juga dengan pasien bergejala ringan yang saturasi oksigennya di atas 95 persen, cukup isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: