Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rachmat Gobel Ajak NTB Bangun Ekosistem Industri Pangan

Rachmat Gobel Ajak NTB Bangun Ekosistem Industri Pangan Kredit Foto: Istimewa

Menurutnya, biarkan petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM fokus untuk berproduksi. Sedangkan hal-hal lainnya menjadi tugas pemerintah dan lembaga-lembaga yang diperuntukkan membantu mereka.

Pemerintah, kata Gobel, bisa membantu melalui regulasi, kebijakan, pembinaan, dan kewenangan. Sedangkan untuk keseharian, katanya, bisa dilakukan oleh koperasi. “Kita harus kembali ke koperasi. Ini lembaga yang diamanatkan para pendiri bangsa, yang sesuai dengan nilai-nilai kita seperti gotong-royong, tolong menolong, dan seterusnya. Koperasi membantu permodalan, pengelolaan alat-alat, dan juga menjadi off taker,” katanya.

Gobel mengakui persepsi publik terhadap koperasi tak selalu bagus. Karena itu, ia mengajak kepada kepala daerah untuk memperbaiki persepsi tersebut dengan membangun koperasi yang sehat. Menurutnya, banyak pelaku ekonomi mikro maupun petani yang kesulitan mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) akibat terkendala berbagai macam hal.

Melalui koperasi, katanya, persoalan itu bisa dipecahkan. “Koperasi tak hanya lebih mudah mendapatkan kredit tapi juga koperasi lebih dekat secara fisik dan emosi dengan masyarakat,” katanya. Ia juga mengingatkan bahwa sudah ada bank yang memiliki sistem untuk manajemen koperasi. Dengan demikian, bank yang melakukan pembinaan terhadap koperasi.

Koperasi, kata Gobel, juga bertugas mengelola peralatan seperti traktor, penggilingan padi, silo, dan beragam peralatan lainnya. “Selama ini jika diserahkan ke petani langsung kadang tak terawat. Biarkan peralatan itu dikelola ahlinya. Tapi koperasi itu harus milik petani,” katanya. Koperasi juga yang harus menjadi pembeli produk pertanian serta penyedia pupuk dan bibit.

Jika koperasi sudah bisa berkembang, kata Gobel, koperasi juga bisa mengolah hasil pertanian menjadi produk industri. Koperasi juga bisa mengelola rumah potong hewan maupun pengolahan daging sapi. “Khusus soal peternakan ini, koperasi bisa mengelola peternakan terpadu. Jadi jangan diurus sendiri-sendiri. Semua harus dalam konsep dan skala industri,” katanya.

Melalui pembangunan ekosistem itu, katanya, masalah pupuk dan bibit yang mahal dan langka bisa diselesaikan, demikian pula soal harga yang jatuh saat panen. Beras pun tidak lagi berkualitas medium tapi sudah berkualitas premium. Pada kesempatan itu, para kepala daerah mengeluhkan ekspor mereka harus melalui Bali karena mereka belum memiliki cold storage. Mereka juga menyampaikan perlunya pembangunan infrastruktur jalan, dermaga, bendungan, dan embung. Mereka meminta bantuan eskavator maupun bulldozer.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: