Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KSAD Dudung Sentil HRS, Reaksi Pentolan 212 Nggak Nyangka Banget: Luar Biasa Pak!

KSAD Dudung Sentil HRS, Reaksi Pentolan 212 Nggak Nyangka Banget: Luar Biasa Pak! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menanggapi soal ucapan KASAD Dudung Abdurachman yang kembali menyinggung mantan Imam Besar FPI Habib Rizieq dan pendakwah Habib Bahar bin Smith.

Slamet pun memberikan kalimat sindiran atas aksi dari Dudung tersebut.

Baca Juga: Minta Rizieq dan Bahar Gak Macam-macam, Pak Dudung Oh Pak Dudung, Hati-hati, Nanti Kejebak Lagi Loh!

"Luar biasa Pak Dudung bisa membaca hati orang. Semoga sebuah kejujuran yang disampaikan dia bukan kebohongan untuk menjilat atasan demi jabatan," kata Slamet kepada GenPI.co, Selasa (8/2).

Pentolan 212 ini menduga, ada kepanikan yang mulai dirasakan Dudung.

Slamet lantas menyinggung soal pelaporan dari KUHAP APA terhadap ucapan Dudung yang diduga menodai agama.

"Patut diduga dia sedang menutupi ketakutan dan kepanikannya menghadapi laporan di Puspomad yang direspon panglima TNI," katanya.

Slamet bahkan menyabut, hal ini bisa sekaligus sedang menunjukan indikasi keterlibatannya dalam kriminalisasi Habib Rizieq dan Habib Bahar.

Pentolan 212 ini lantas mendoakan Dudung agar segera diberi hidayah dan ampunan oleh Tuhan.

"Saran saya pak Dudung muhasabah diri utk menjawab pengadilan Alloh terkait tindakan waktu menjadi pangdam Jaya dan ucapannya sewaktu menjabat KASAD saat ini," katanya.

Sebelumnya, KASAD Dudung menyinggung perihal takdir Tuhan yang menakdirkan Joko Widodo menjadi presiden.

Sebab, Dudung menyebut hati Presiden Jokowi bersih.

Dudung lantas mengandaikan Habib Rizieq dan Habib Bahar.

"Coba kalau Habib Smith enggak macam-macam. Rizieq juga pulang dari sana (Arab Saudi enggak usah macam-macam," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: