Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Lingkaran Kekagetan' Tukang Las Kereta Cepat Diisi Buruh China Bappenas Kaget, Warganet Heran

'Lingkaran Kekagetan' Tukang Las Kereta Cepat Diisi Buruh China Bappenas Kaget, Warganet Heran Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terus jadi sorotan. Setelah urusan biayanya yang membengkak, kali ini soal tukang lasnya yang diisi buruh China. Mengetahui hal itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengaku kaget. Warganet pun ikutan heran.

Soal tukang las Kereta Cepat Jakarta-Bandung diisi buruh China dibongkar Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi dalam Rapat Panja Pengawasan Penanganan Tenaga Kerja Asing, di Komisi IX DPR, Gedung Parlemen, kemarin.

“Kami sempat mengunjungi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Itu awalnya agak membingungkan. Kami melihat tukang las untuk rel itu ternyata masih harus dari China kita datangkan,” beber Pungky.

Melihat tukang las rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung diisi buruh China, awalnya dia bilang kaget. Namun, setelah berdiskusi, dia memahami kenapa sampai harus dikerjakan buruh China. Pasalnya, rel kereta cepat merupakan rel berkualitas tinggi.

Baca Juga: Desa Wadas Memanas, Ganjar Pranowo Kena “Kroyok” Sindiran Pedas: Tuanmu Sedang Menunggu!

Dengan berat hati, Pungky menyebut, Indonesia belum memiliki kemampuan melakukan keahlian seperti itu. Maka, pekerjaan teknis itu membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri.

“Hal-hal seperti ini sebetulnya kami dapat dijadikan sebagai contoh, mengapa kita masih membutuhkan, kadang-kadang tenaga ahli yang walaupun sifatnya sangat teknis. Tetapi memang kita belum memiliki kapasitas itu,” sesalnya.

Dia menyebut, rasio tenaga kerja asing dibandingkan tenaga kerja dalam negeri masih aman. Yakni 1:2.880 orang. Artinya, setiap 2.880 pekerja Indonesia ada satu tenaga kerja asing.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: