Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Lingkaran Kekagetan' Tukang Las Kereta Cepat Diisi Buruh China Bappenas Kaget, Warganet Heran

'Lingkaran Kekagetan' Tukang Las Kereta Cepat Diisi Buruh China Bappenas Kaget, Warganet Heran Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi

Sedangkan di Malaysia dan Singapura, rasionya hanya 1:12 dan 1:2. Dengan kata lain, ada 1 TKA di setiap 12 pekerja lokal Malaysia dan 1 TKA di setiap 2 pekerja warga Singapura. Sementara di Thailand rasionya 1:17, Australia 1:4, dan Hong Kong 1:3.

Bagaimana penilaian pengamat soal tukang las Kereta Cepat Jakarta-Bandung pakai buruh China? Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan, buruh China menggarap pekerjaan dasar bukan isu yang baru. Laporan soal ini sudah banyak. Karena itu, dia heran kenapa Bappenas kaget.

Menurut dia, biasanya investor berani membawa tenaga kerja dari negaranya karena tercantum dalam kontrak kerjanya. Karena itu harus dicek ada tidak yang mengatur soal itu.

Baca Juga: Desa Wadas Memanas, Ganjar Pranowo Bilang Jangan Takut: Hanya Ngukur Saja Kok!

“Harus dilihat mereka ngelas apanya? Spesifik nggak, misalnya nggak boleh sembarang orang. Ini harus dilihat kontraknya. Kalau ngelas biasanya aja masih pakai buruh China kebangetan,” tukasnya.

Warganet juga ikutan berkomentar soal buruh las China. @RemmyTigo sampai kehabisan akal tukang las Kereta Cepat Jakarta-Bandung masih impor dari China. “Buka lowongan aja kagak, bisa tahu dimana spesifikasinya gak ada di Indonesia?” ujarnya.

“STM las listrik banyakan di Indonesia kayanya. Lihat aja pagar rumah dari Sabang sampai Marauke hasil las listrik putra putri Indonesia,” sambar @utunSikumbang. “Ini menyinggung berat sekolah SMK/STM yang selama ini menghasilkan siswa terampil dalam bidang pengelasan. Atau tukang las profesional yang bertebaran diseantero negeri. Malu, ah” cetus @Abdurro61955833.

@rohman_setyawan mengatakan buruh China tidak hanya menempati jabatan atas saja, tapi juga buruh kasar. “Pekerja angkat semen aja impor. Apalagi tukang las,” ucap @rohman_setyawan.

Sementara @ibhonez nggak percaya cuma tukang las saja yang diisi buruh China. “Yakin kalau cuma tukang las yang diimpor dari China? Jangan-jangan kawat lasnya pun demikian,” ulas.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: