Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PA 212 Dibuat Mingkem Seketika Gegara Larang Prabowo Nyapres Lagi, Slamet Cs Disebut Miskin...

PA 212 Dibuat Mingkem Seketika Gegara Larang Prabowo Nyapres Lagi, Slamet Cs Disebut Miskin... Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi melontarkan sindiran keras kepada Kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212. Organisasi pimpinan Slamet Maarif itu bahkan disebutnya berisi orang-orang yang tak memiliki ilmu pengetahuan soal demokrasi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Teddy sebagai respons atas pernyataan Slamet Maarif yang dilontarkan baru-baru ini, di mana mereka meminta Prabowo Subianto untuk tidak kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2024 mendatang.

Alasan paling mendasar dari pernyataan tersebut adalah masalah etika. Prabowo disebut tak pantas lagi mencalonkan  diri karena sudah berkali-kali maju di pentas pesta demokrasi lima tahunan itu dan selalu keok dilibas lawannya.

Baca Juga: KSAD Dudung Sentil HRS, Reaksi Pentolan 212 Nggak Nyangka Banget: Luar Biasa Pak!

"Lalu berdasarkan apa kelompok lulusan demo monas ini sok mengatur hak orang untuk jadi Capres? Apalagi gunakan etika?" kata Teddy di akun Twitternya dikutip Populis.id Rabu (9/2/2022).

Teddy menegaskan, dalam proses pencalonan presiden, peraturannya sudah jelas diatur dalam konstitusi, dimana calon presiden mesti diajukan oleh partai politik peserta pemilu, tidak ada peraturan yang mengatur ambang batas pencalonan seseorang yang pernah kalah dalam pemilu sebelum-sebelumnya.

"Jadi itu domainnya Partai Politik Peserta Pemilu. Lalu darimana kelompok lulusan demo monas ini bicara etika? Tentu harusnya berdasarkan UUD 45 maupun UU Pemilu," tegasnya.

Teddy berharap, pernyataan Slamet Maarif mengenai pencalonan presiden itu tidak dijadikan rujukan oleh masyarakat luas sebab, pernyataan itu tak punya dasar sehingga dapat menyesatkan.

"Saya pikir cukup jelas ya.. kadang saya berfikir untuk apa saya menjelaskan hal ini? Tapi saya punya tanggung jawab moral, agar kelompok model beginian tidak menjadi rujukan masyarakat, karena mereka menyampaikan informasi tanpa memiliki ilmu sama sekali," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: