Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Politisi PKS Minta Menteri ESDM Tidak Terbitkan IUP Andesit di Desa Wadas

Politisi PKS Minta Menteri ESDM Tidak Terbitkan IUP Andesit di Desa Wadas Kredit Foto: Instagram/Mulyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Buntut dari insiden di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Komisi VII DPR RI akan minta keterangan dari Kementerian ESDM. Hingga saat ini Komisi VII DPR RI belum mendapat laporan resmi dari pihak Kementerian ESDM terkait usaha penambangan di Desa Wadas tersebut. 

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, minta Kementerian ESDM tidak mengeluarkan izin usaha pertambangan (IUP) selama amdalnya tidak disusun dengan baik sehingga menimbulkan penolakan dari warga. 

Baca Juga: Desa Wadas Sempat Bergejolak, Guspardi Gaus: Nasi Sudah Jadi Bubur, Gubernur Jateng Harus...

Mulyanto minta Pemerintah tidak memaksakan kehendak bila amdal penambangan dan rencana pembangunan Bendungan Bener tidak baik. Pemerintah harus melaksanakan pembangunan dengan pendekatan prosperity approach bukan dengan security approach. Karena pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya.  

"Titik masalah terutama terkait dengan penambangan batu andesit, yang sebagian akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Bener. Penambangan ini tidak menyajikan AMDAL yang akurat dan tidak melaporkan adanya penolakan dari warga. Yang terjadi kemudian justru adalah tindakan aparat penegak hukum yang represif dan intimidatif," terang Mulyanto. 

Karena itu, kata Mulyanto, PKS mendesak Pemerintah untuk segera menghentikan teror kekerasan terhadap warga. Segera bangun dialog yang konstruktif untuk mencari solusi terbaik bagi masyarakat dan upaya pembangunan nasional.

"Pembangunan harus dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Bukan pembangunan yang ugal-ugalan dan sradak-sruduk dengan pemaksaan kehendak terhadap rakyat. Pemerintah harus menjalin dialog dengan masyarakat bukan dengan tindakan keamanan yang menghadapkan moncong senjata kepada mereka," tegas politisi yang akrab disapa Pak Mul ini. 

Pak Mul menegaskan masyarakat adalah subyek pembangunan dan bukan sekedar obyek penderita dari proses pembangunan.  Bahkan, katanya, Presiden sendiri bekerja hanya menjalankan mandat dan amanat dari rakyat. Sehingga pendekatan yang manusiawi yang damai harus dikedepankan Pemerintah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: