Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maret Buka Perbatasan Untuk Turis Asing, Malaysia Tak Wajibkan Karantina Dan Tes Suhu

Maret Buka Perbatasan Untuk Turis Asing, Malaysia Tak Wajibkan Karantina Dan Tes Suhu Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Malaysia berencana membuka perbatasan bagi turis asing dalam waktu dekat ini meskipun tengah diamuk Covid-19 varian Omicron. Bahkan, negeri jiran itu akan membebaskan wisatawan dari syarat protokol Kesehatan (prokes) yang bikin ribet.

Menurut Dewan Pemulihan Covid-19 Malaysia, negeri jiran itu tidak akan mengalami lonjakan penularan Covid-19 karena sudah melewati masa kritis gelombang Omicron. Dewan itu meyakini, perbatasan akan dibuka bagi turis asing setidaknya awal Maret nanti.

Baca Juga: Tidak Ada Lagi Karantina Apa pun, Malaysia Dipastikan Makin Bebas

Nantinya, para turis tidak perlu repot melakukan karantina mandiri setibanya di Malaysia. Mereka hanya perlu menunjukkan bukti tes Covid-19 dan vaksinasi penuh setibanya di bandara atau gerbang perbatasan.

Ketua Dewan Pemulihan Nasional yang juga mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin meminta Pemerintah segera menetapkan batas waktu yang pasti untuk membuka pintu perbatasan. Negeri Menara Kembar itu juga akan menganggap Covid-19 sebagai endemic.

Dilansir Bernama, Rabu (9/2), Pemerintah Malaysia, nantinya, akan menghapus aturan pemeriksaan suhu badan dan kewajiban mencatat nama di buku check in setiap area publik. Namun, check in dengan menggunakan aplikasi MySejahtera, seperti PeduliLindungi di Indonesia, masih diwajibkan untuk digunakan.

“Penting juga untuk saya sampaikan, musyawarah empat menteri turut menetapkan bahwa prosedur operasi standar pemeriksaan suhu badan akan dicabut,” ungkap Menteri Pertahanan Malaysia Hishamuddin Hussein dikutip Reuters, kemarin.

“Namun, jika para pemilik tempat usaha masih ingin meneruskan pelaksanaan standar pemeriksaan suhu dan buku catatan check in ini, Pemerintah amat mendukung dan mendorongnya,” sambungnya.

Dia mengatakan, pada 3 Januari lalu, semua negara bagian di Malaysia telah beralih ke fase keempat Program Pemulihan Negara (PPN). Dengan demikian, langkah selanjutnya adalah bergerak ke fase peralihan dari pandemi menuju endemi.

“Pemerintah menyadari bahwa banyak pihak mulai bimbang, menyusul gelombang penularan varian Omicron serta peningkatan jumlah kasus harian Covid-19. Namun begitu, kita tidak boleh membatalkan rencana untuk melangkah ke fase seterusnya,” yakinnya.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), meski jumlah kasus harian terus meningkat, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dan di ICU tercatat rendah.

Dilansir Reuters, kemarin, kasus harian di Malaysia diperkirakan mencapai lebih dari 15.000 per hari. Per Selasa (8/2), Malaysia mencatat infeksi harian Covid-19 tertinggi dalam 127 hari, yakni 10.089 kasus baru.

Melalui akun Twitter-nya, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mendesak warga yang belum mendapat vaksinasi penuh, untuk segera melengkapi dosis vaksinasi. Para lansia juga disarankan segera mendapat vaksinasi booster sebagai tindakan pencegahan.

Saat ini hampir 80 persen populasi Malaysia telah menerima vaksin dosis lengkap. Sementara itu, penerima booster pada orang dewasa sudah mencapai 53 persen dari total penduduk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: