Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

UMKM Menjadi Penyelamat Indonesia Hadapi Pandemi Covid-19

UMKM Menjadi Penyelamat Indonesia Hadapi Pandemi Covid-19 Kredit Foto: BRI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengungkapkan UMKM akan menjadi penyelamat ekonomi Indonesia menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut tidak terlepas dari besarnya jumlah UMKM dalam negeri, untuk itu Sunarso mengatakan hal tersebut yang menjadi salah satu alasan BRI fokus restrukturisasi untuk UMKM.

Baca Juga: BRI Salurkan Kredit UMKM Hingga Rp1.042 Triliun pada 2021

"Makanya dari awal pandemi, saya katakan kalau mau selamat ekonomi selamatkan UMKM. Karena itu menjadi fokus dari BRI, maka itu kami fokus pada restrukturisasi pada UMKM," ujar Sunarso dalam BRI Microfinance Outlook, Kamis (10/2/2022).

Sunarso mengatakan, saat awal pandemi Covid-19 total restrukturisasi yang dilakukan BRI mencapai Rp245 triliun dan mulai membaik dimana  hingga Desemner 2021 tercatat sebesar Rp156 triliun. 

Catatan penurunan tersebut ada yang benar-benar lunas, ada yang sudah pulih, ada yang sudah lunas kemudian mengambil kredit lagi dan lancar, serta ada juga yang belum lunas dengan status lancar.

Namun dari semua itu, ada beberapa persen yang benar-benar tidak bisa diselamatkan akibat dampak dari pandemi Covid-19.

"Ini yang paling penting, alhamdulillah kami cadangkan lebih karena yang tak bisa diselamatkan dulu waktu tahun pertama 2,5-3 persen dan tahun kedua sampai sekarang 5 persen. Jadi dari seluruh restrukturisasi yang benar-benar tidak bisa diselamatkan ternyata tidak lebih dari 5 persen," ujarnya.

Sunarso melanjutkan, melalui Holding Ultra Mikro diharapkan bisa menjangkau pelaku UMi agar bisa berkontribusi lebih pada perekonomian Indonesia dan melancarkan program pemerintah. 

Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai itu adalah dengan mengintegrasi data yang akan jadi basis. Dengan begitu ketika ada program stimulus, sudah ada data yang terintegrasi di Holding Ultra Mikro.

"Jadi tidak ada lagi cerita uangnya ada, tapi data compang-camping atau tidak lengkap sehingga penyalurannya tidak karuan. Maka penyaluran stimulus menurut pengalaman kami yaitu evaluasinya dibutuhkan 4 hal yakni uang, data yang benar, sistem kredibel, dan komunikasi kepada publik," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: