Armada satelit terbaru SpaceX, perusahaan antariksa swasta milik miliarder Elon Musk, rontok dari orbitnya di luar angkasa setelah dihantam badai matahari.
Dalam sebuah update yang dirilis Selasa (8/2/2022), SpaceX menyebut 40 dari 49 satelit kecil yang diluncurkan telah memasuki kembali atmosfer dan terbakar.
Baca Juga: Pecahkan Rekor, Elon Musk dan SpaceX Berencana Meluncur Tiap Minggu di Tahun 2022
SpaceX mengatakan badai geomagnetik Jumat (4/2/2022) pekan lalu lalu membuat atmosfer lebih padat, yang meningkatkan hambatan pada satelit Starlink, secara efektif menghancurkan mereka.
Pengendali darat mencoba menyelamatkan satelit panel datar yang ringkas dengan menempatkannya ke dalam jenis hibernasi dan menerbangkannya dengan cara meminimalkan hambatan.
Tetapi tarikan atmosfer terlalu besar, dan satelit gagal bangun dan naik ke orbit yang lebih tinggi dan lebih stabil, menurut perusahaan.
SpaceX masih memiliki hampir 2.000 satelit Starlink yang mengorbit Bumi dan menyediakan layanan Internet ke sudut-sudut terpencil dunia.
Mereka mengelilingi dunia lebih dari 550 kilometer perjam.
Satelit yang terkena badai matahari berada dalam posisi sementara. SpaceX dengan sengaja meluncurkannya ke orbit rendah yang tidak biasa ini sehingga puing apa pun dapat dengan cepat masuk kembali ke atmosfer dan tidak menimbulkan ancaman bagi pesawat ruang angkasa lainnya.
SpaceX menjamin bahwa satelit yang baru jatuh ini tidak mengakibatkan bahaya baik di orbit maupun di darat. Setiap satelit memiliki berat kurang 260 kilogram.
SpaceX menggambarkan satelit yang hilang sebagai "situasi unik." Badai geomagnetik semacam itu disebabkan oleh aktivitas matahari yang intens seperti suar, yang dapat mengirim aliran plasma dari korona matahari meluncur ke luar angkasa dan menuju Bumi.
Sejak meluncurkan satelit Starlink pertama pada 2019, Elon Musk membayangkan konstelasi ribuan satelit lagi untuk meningkatkan layanan Internet.
SpaceX berusaha membantu memulihkan layanan Internet ke Tonga melalui jaringan ini menyusul letusan gunung berapi dan tsunami yang menghancurkan.
OneWeb yang berbasis di London memiliki satelit Internet sendiri di sana. Dan Amazon berencana untuk mulai meluncurkan satelitnya akhir tahun ini.
Para astronom merasa tertekan bahwa konstelasi mega ini akan merusak pengamatan malam hari dari Bumi.
Persatuan Astronomi Internasional membentuk pusat baru untuk perlindungan langit gelap.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto