Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Koalisi Pimpinan Arab Saudi Sukses Cegat Serangan Drone

Koalisi Pimpinan Arab Saudi Sukses Cegat Serangan Drone Pengawal Revolusi Iran meluncurkan drone baru pada bulan Mei yang memiliki durasi penerbangan 35 jam dan mampu membawa 13 bom lebih dari 2.000 kilometer (1.240 mil). [Sepahnews via AP | Kredit Foto: AP Photo/SepahNews
Warta Ekonomi, Riyadh -

Pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman mengatakan ada empat warga sipil yang terluka saat terjadinya serangan dari pesawat tak berawak (drone) di dekat Bandara Internasional Abha. Serangan drone itu berhasil dicegat.

"Pertahanan udara Arab Saudi mencegat dan menghancurkan sebuah drone yang ditembakkan ke Bandara Internasional Abha," ujar pasukan koalisi Arab Saud sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi Saudi SPA, dilansir Yeni Safak, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Kunjungan Bersejarah, Presiden Israel Terharu Saat Melintas di Atas Arab Saudi

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa pecahan peluru yang dihasilkan dari intersepsi drone jatuh di dekat bandara menyebabkan empat luka ringan di antara penumpang dan pekerja.Menurut pernyataan itu, koalisi akan menerapkan prosedur operasional dalam menanggapi ancaman terhadap bandara sipil.

Namun, tidak disebutkan siapakah yang berada di balik serangan itu apakah Houthi, kelompok pemberontak di Yaman atau lainnya. Sebelumnya, pernyataan mengatakan tentang serangan pesawat tak berawak yang dilakukan kmlompok itu.

Tidak ada komentar dari Houthi atas pernyataan tersebut. Selama ini, kelompok itu secara teratur mengumumkan serangan roket dan pesawat tak berawak di wilayah Arab Saudi, dengan mengatakan itu adalah balasa terhadap serangan koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

Koalisi pimpinan Arab Saudi telah memerangi Houthi sejak 2015, satu tahun setelah pemberontak menguasai sebagian besar Yaman, termasuk Ibu Kota Sanaa.

Perang saudara selama tujuh tahun telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk akibat ulah manusia, dengan hampir 80 persen negara, atau sekitar 30 juta orang, membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan di negara Timur Tengah itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: