Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSI Oh PSI, Sekali 'Senggol' Selain Anies Baswedan, Eh Kena Koreksian Telak: Kurang Paham...

PSI Oh PSI, Sekali 'Senggol' Selain Anies Baswedan, Eh Kena Koreksian Telak: Kurang Paham... Kredit Foto: Instagram/Giring Ganesha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Solidaritas Indonesia mengkritik kebijakan Kementerian Pertahananan yang hendak membeli alat utama sistem persenjataan padahal masih pandemi COVID-19. Namun, menurut pengamat Pertahanan dan Keamanan Robi Sugara, langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hendak membeli pesawat tempur Dassault Rafale dan F-15 dalam konteks strategi pertahanan sudah tepat.

"Dalam konteks strategi pertahanan sudah sangat tepat untuk menunjukan ke China dan Amerika," kata dia dilansir dari VIVA, Sabtu 12 Februari 2022.

Robi menilai, PSI tidak paham soal dua model ancaman yang sedang dihadapi negeri ini. Pertama, ada ancaman bersifat tradisional, dan yang kedua ancaman bersifat non-tradisional.

"Sederhananya, ancaman tradisional itu bersifat militer dan non tradisional itu antara lain seperti wabah COVID-19 saat ini," katanya.

Baca Juga: Begini Jawaban Prabowo Kala Ditanya Soal Potensinya Maju Pilpres 2024

Dia menjelaskan, saat ini bukan hanya Indonesia tetapi seluruh negara di dunia ini mengalami ancaman non tradisional seperti COVID-19 yang terus bermutasi. Sehingga, kemudian mengancam perekonomian masing-masing negara. Namun, menurutnya tak bisa dipungkiri kalau ancaman dari luar yang bersifat militer masih terjadi dan suatu waktu bisa meningkat eskalasinya.

"Seperti konflik laut China Selatan dengan kehadiran AUKUS sejak dirilis oleh Presiden Amerika Joe Biden pada September 2021. Selain itu, di Eropa Timur, Rusia sedang terganggung oleh kehadiran NATO di sana,” ungkapnya.

“AUKUS adalah singkatan dari Australia, United Kingdom, dan Unites States of America yang bersepakat menghalau kekuatan ekonomi dan militer China di Asia Pasifik. Dari AUKUS ini, Australia akan mengembangkan kapal selam  bertenaga nuklir buatan Amerika yang pasti akan membahayakan pertahanan laut kita," kata Robi.

Dia menjelaskan, pembelian pesawat jet rafale generasi 4 dan 5 buatan Prancis oleh Kemenhan saat ini adalah langkah yang tepat dan moderat. Dia menyebut tepat lantaran hal ini secara tak langsung merespons kehadiran AUKUS di Asia Pasific.

"Dan sekaligus Kemenhan juga sedang mengincar dua kapal selam Scorpene buatan Prancis. Dan langkah moderatnya karena membeli pesawat tempur SU-35 buatan Rusia dan F-35 buatan Amerika selain pertimbangan harga yang supermahal karena beresiko tinggi dampak tekanan dari kedua negara tersebut," ujar dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: