Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang di Depan Mata, Ukraina Minta Bertemu Rusia dalam Tenggat 48 Jam ke Depan, Jika Tidak...

Perang di Depan Mata, Ukraina Minta Bertemu Rusia dalam Tenggat 48 Jam ke Depan, Jika Tidak... Kredit Foto: Reuters/Anna Kudriavtseva
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Ukraina mengundang pertemuan dengan Rusia dan negara lain yang merupakan pemain kunci dalam arsitektur keamanan Eropa tatkala eskalasi ketegangan Rusia-Ukraina masih terjadi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba menyatakan sebelumnya bahwa Rusia mengabaikan permintaan resmi mereka yang menanyakan soal terjadinya peningkatan kekuatan armada pasukan Rusia di perbatasannya sebagaimana diberitakan BBC.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina di Depan Mata, Nasib Rupiah Hari Ini Tak Disangka-Sangka!

Oleh karenanya Ukraina melayangkan undangan pertemuan dalam tenggat waktu 48 jam lagi membahas transparansi rencana Rusia itu.

Sementara pihak Rusia sudah membantah adanya keinginan menginvasi Ukraina dengan menempatkan hingga 100.000 personel militernya di perbatasan negara itu.

Menlu Ukraina menyatakan pihaknya meminta jawaban dari Rusia dengan berada di bawah Perjanjian Wina yaitu sebuah perjanjian mengenai keamanan yang diadopsi oleh negara-negara anggota Kerja Sama Keamanan Eropa (OSCE) termasuk di dalamnya Rusia sendiri.

"Apabila Rusia serius tentang wilayah keamanan OSCE maka harus berkomitmen untuk transparan mengenai militernya untuk mengurangi eskalasi ketegangan," kata Menlu Kuleba.

Sementara AS dan sejumlah negara Barat sudah menarik para pegawai kedubesnya dari Ukraina dan termasuk meminta warga mereka meninggalkan negara itu dengan alasan bahwa Rusia bisa melakukan serangan kapan pun terhadap Ukraina dengan situasi sekarang ini.

CBS News kemudian memberikan bhawa AS sendiri akan melakukan penarikan personel dari sana dalam waktu 48 jam. Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai langkah-langkah itu adalah bentuk kepanikan.

Pada Minggu, 13 Februari 2022 dia kemudian dilaporkan sempat melakukan pembicaraan dengan Presiden AS Joe Biden tentang pentingnya mengutamakan diplomasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: