Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Marak Penipuan Berbasis Kencan Online, Ini Saran dari Pakar Keamanan Kaspersky

Marak Penipuan Berbasis Kencan Online, Ini Saran dari Pakar Keamanan Kaspersky Kredit Foto: Unsplash/Per Lööv
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjelang Hari Valentine 2022, Kaspersky melaporkan aktivitas penipuan yang intensif dan mendorong pengguna aplikasi dan situs kencan online untuk melindungi data pribadi dan memastikan privasi digital mereka dengan aman.

Menurut data, penggunaan aplikasi kencan telah meledak selama beberapa tahun terakhir. Tinder mencapai rekor tiga miliar swipe dalam satu hari pada Maret 2020, sementara OkCupid mengeklaim membuat 91 juta kecocokan setiap tahun. Akan tetapi, studi Kaspersky baru-baru ini menemukan lebih dari setengah (55%) responden takut dikuntit oleh seseorang yang mereka temui secara online, sementara setiap pengguna ke-6 aplikasi kencan (16%) telah didox.

Baca Juga: Waspada Spyware Pegasus! Ini Rekomendasi Kaspersky untuk Terhindar dari Mata-Mata

"Banyak dari aplikasi tersebut sekarang meminta pengguna untuk mendaftarkan akun mereka melalui situs jejaring sosial yang secara otomatis mengisi profil dengan foto serta informasi pribadi seperti tempat kerja atau sekolah asal. Data ini memudahkan calon doxer untuk menemukan pengguna online dan mendapatkan informasi tentang mereka," kata pakar keamanan di Kaspersky, Anna Larkina, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/2/2022).

Menurutnya, data yang disimpan di profil aplikasi kencan sangat sensitif dan sangat diinginkan oleh para scammers. Ini telah membuat dorongan untuk melindungi data pribadi makin kuat dan sebagai hasilnya aplikasi kencan menjadi lebih aman.

Menurut penelitian Kaspersky, lima aplikasi kencan paling populer telah meningkatkan protokol enkripsi mereka dan mulai lebih memperhatikan privasi pengguna. Untuk menjaga keamanan data, aplikasi tersebut telah memperkenalkan versi berbayar yang memungkinkan pengguna, misalnya dalam menentukan lokasi mereka secara manual atau mengaburkan foto.

"Aplikasi kencan membuka jutaan kemungkinan bagi orang yang sedang mencari pasangan. Namun, semua informasi yang disimpan secara online dapat diambil oleh penipu, pelaku kejahatan siber, dan orang tidak bertanggung jawab," tegas Anna.

"Selain itu, penjahat dunia maya dengan cepat memanfaatkan saluran ini untuk keuntungan finansial. Sehebat apa pun interaksi ini terkadang, kehati-hatian sangat penting karena tidak peduli seberapa cerdas kita saat online, selalu lebih baik untuk terus meningkatkan keamanan digital. Dengan begitu, kita dapat membiarkan percakapan online lebih mengalir, mengetahui bahwa diri kita dan informasi pribadi tersimpan secara aman dan terlindungi," tambah Anna.

Untuk mengatasi risiko ini, Kaspersky telah merinci langkah-langkah berikut yang dapat diikuti orang agar dapat menikmati kencan online dengan aman, sekarang dan di masa mendatang:

  • Jangan tautkan Instagram (atau akun media sosial lainnya) ke profil aplikasi kencan. Itu memberikan terlalu banyak informasi yang berpotensi berguna tentang Anda. Bahkan jika akun Instagram Anda sudah diatur dengan baik hal privasi dan keamanan, ada lebih banyak risiko daripada kebaikan dalam menautkan akun ke aplikasi;
  • Jangan bagikan nomor telepon atau aplikasi perpesanan lainnya. Aplikasi kencan sangat menyarankan untuk tetap menggunakan platform pesan bawaannya, dan adalah bijaksana untuk melakukannya sampai Anda memercayai orang yang diajak berinteraksi tersebut. Juga, ketika Anda siap untuk pindah ke aplikasi perpesanan lain, aturlah untuk menjaga keamanan informasi pribadi dengan baik;
  • Penjahat dunia maya mungkin mencoba memancing beberapa data pribadi, jadi berhati- hatilah jika pasangan meminta Anda untuk memasang aplikasi di ponsel, mengunjungi situs web tertentu, atau mulai mengajukan pertanyaan tentang, katakanlah, guru favorit atau hewan peliharaan pertama Anda (pertanyaan keamanan umum situs web). Informasi tersebut dapat membantu seseorang mencuri uang atau identitas Anda;
  • Berhati-hatilah terhadap bot yang mungkin memikat dan memancing Anda untuk memberikan uang atau data pribadi. Mereka selalu otomatis, apabila di tengah obrolan menarik orang tersebut tidak membalas pertanyaan Anda secara sesuai, dapat diasumsikan bahwa Anda sedang berbicara dengan bot;
  • Jika memungkinkan, coba ubah pengaturan di dalam aplikasi sehingga Anda hanya akan menampilkan profil kepada orang-orang yang memiliki potensi kecocokan. Dengan begitu, seluruh dunia tidak dapat melihat data Anda. Mempersempit tampilan ke sejumlah orang terbatas menurunkan kemungkinan informasi Anda jatuh ke tangan yang salah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: