Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gonjang Ganjing Isu Negatif Tak Bikin Garuda Indonesia Gentar Gelontorkan Inovasi Baru

Gonjang Ganjing Isu Negatif Tak Bikin Garuda Indonesia Gentar Gelontorkan Inovasi Baru Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai salah satu maskapai penerbangan terbaik di dunia, Garuda Indonesia terus memperbaiki diri di tengah tekanan akibat adanya pandemi Covid-19 dan gonjang ganjing isu negatif di dalam maupun di luar perusahaan.

Pandemi Covid-19 tak ayal membuat perusahaan yang bergerak untuk melayani masyarakat seperti Garuda tertekan cukup parah. Selain itu, Garuda Indonesia diterpa banyak isu miring ketika mantan Direktur Utamanya I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra tersandung kasus.

Lengsernya Ari Askhara tidak dapat dimungkiri menjadi tantangan berat bagi Direktur Utama selanjutnya. Guna mengetahui strategi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia, Warta Ekonomi berhasil mewawancari Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, berikut kutipan wawancara dengan orang nomor 1 maskapai berlogo garuda tersebut.

Ditunjuknya Anda sebagai Direktur Utama Garuda di tengah hantaman isu-isu dari luar bahkan isu dari dalam itu sendiri, apakah Anda yakin dapat memperbaki Garuda, atau Anda keberatan ditunjuk sebagai direktur Garuda?

Jadi, ini bukan soal keberatan atau tidak keberatan gitu ya. Ini adalah persoalan bahwa ada diskusi dengan Pak Menteri dan kemudian dengan keterbatasan yang saya miliki, akhirnya ditunjuklah saya di Garuda. Nah pertanyaannya adalah di Garuda, pertanyaannya ingin apa di Garuda ini segala macam itu kan pertanyaan yang sebenarnya paling pantas ditujukkan pada orang yang jadi Dirut Garuda dan ingin jadi Dirut Garuda dari waktu yang lama. Saya agak shifting sedikit pertanyaannya adalah, sebenarnya apa sih yang diminta pemegang saham dan menteri pada waktu menunjuk saya di Garuda gitu kan.

Jadi, sebenarnya Pak Menteri (Erick Thohir) itu tidak terlalu aneh-aneh, jadi dia sempat sampaikan soal PML, soal profitability, soal keuntungan saya enggak usah ngomonglah, standar gitulah, jadi beliau enggak sebutkan very spesific soal angka dan segala macam, yang kedua adalah memang beliau sempat sampaikan soal tolong dibereskan kegaduhan-kegaduhan.

Menurut saya dan Pak Menteri, mungkin ini kan spike-spike yang jadi omongan publik kan dan saya juga sebenarnya heran, lucu-lucu begini juga terjadi di banyak perusahaan ya, kenapa kok di Garuda itu sampai hebohnya minta ampun gitu ya. Muncul di TV, sampai jadi trending topic ya kan, dan sebagainya.

Ketiga, tentu saja beliau menyampaikan untuk saya melihat pokok pengendalian kemuliaan apa yang bisa menjadi fundamental buat Garuda ke depan. Masa-masa itu kan kalau kita bicara di industri, masa-masa normal aja gitu kan.

Jadi, memang pada waktu ditunjuk, saya juga sempat garuk-garuk kepala. Pertama, saya sampaikan saya kan bukan pemain di industri ini. Ini kan jadi penting ya kan. Kedua, alhamdulillah-nya ini adalah Pak Menteri memberikan saya kewenangan untuk membangun tim, baik dari dalam maupun dari luar, saya dianggap bisa bekerja sama. Itu asal muasalnya, dan masuk ke sini tentu saja yang pertama saya ingin menegaskan, ini loh Irfan, yang mungkin agak jauh beda profiling Dirut Garudayang ada. Mungkin ya, walaupun saya kenal tapi saya tidak mendalami aktivitas mereka sehari-hari sebagai dirut ya.

Kedua, tentu saja memperlajari lebih dalam tapi sebelum kami belajar ya kami getting gitch dululah dengan teman-teman di Garuda sambil pelan-pelan menegaskan di posisi saya dan ekspektasi saya juga yang merupakan ekspektasi dari pemegang saham. Selanjutnya mulai bicara, mulai diskusi, pelan-pelan pecah satu-satu sambil pelan-pelan ngajarin ke saya apa yang mesti diperhatikan airlines dan segala macam, jadi ya business is usual-lah. Problemnya ketika lagi start dibangun, tim sudah mulai engaged, sudah mulai terasa ada chemistry tiba-tiba pandemi dan rasanya memang banyak sekali pemikiran bagaimana menanganinya gitu kan. Tapi itu kan pada batasan akademis, intelektual akademis. Jadi kalau saya tanya internal, punya pengalaman enggak? Enggak ada yang punya pengalaman pandemi, dan bagaimana mengatasinya ini. Jadi pada dasarnya kami gelaplah pada waktu awal-awal itu, ini akan ke mana.

Berbicara soal target, seperti apa untuk ke depannya?

Memang pada waktu masuk tentu saja harapannya menjaga pertumbuhan dan memastikan present Garuda di tengah kompetesi dan tentu saja memastikan layangan atau janji yang kami pernah berikan kepada pelanggan itu beyond expectation. Problemnya ini pandemi yang terjadi, kami punya struktur in the industry maupun company ini babak belur dan memuncak saat ini, kami akan masuk PKPU. Jadi, memamg kalau ditanya ekspektasinya ada beberapa hal:

Pertama, dari awal pandemi dan ketika mulai memuncak pandemi makin enggak jelas bagaimana kami menangani situasi seperti ini di tengah semua tantangan dan harian yang kami hadapi. Tentu saja memang satu, kami ingin keluar dari, kami ingin bisa melewati ini. Itu yang pertama.

Kedua, kami ingin setelah ini lewat kami menjadi perusahaan yang berbeda, yang lebih adaptif, yang lebih profitable karena kalau perusahaan ini setelah krisis dan situasi pandemi lewat tidak berubah, ya kalau ada pandemi gone-lah udah. Jadi, ini juga kesempatan untuk kami berubah ke arah yang lebih baik, baik dari segi organisasi, bisnis proses, keuangangan, layangan, IT, dan segala macamnya.

Ketika tentu saja dari dua-duanya ini melewatinya dengan sebaik-baiknya, kemudian menjadi perusahaan yang mampu tumbuh kembang di kemudian hari. Kami harus memastikan bahwa selama pandemi ini perusahaan bisa berdiri tegak, dengan berdiri tegaknya ini mulai melakukan transformasi perusahaan ini untuk bisa menunjukkan bahwa memang ini perusahaan yang berbeda, yang lebih mumpuni yang lebih profitable ketika (pandemi) ini lewat.

Jadi nomor 1, 2, 3, saya ingin nomor 2 dan 3 bisa judge usual sebagai seorang CEO ya. Anda masuk, lihat, pahami fundamental bisnis Anda, kemudian memotret posisi sekarang apa yang Anda harapkan di mana. Kemudian melakukanlah transformasi-transformasi untuk mencapai itu. Jadi nomor 2 dan 3, Anda bisa baca banyak buku manajemenlah, dan banyak konsultan yang ahli bantu kami di situ selama punya duit. Yang problem kan yang pertama, karena enggak ada bukunya, enggak ada ahlinya, yang ada penerawang.Penerawangan itu masuk akal berdasarkan data-data yang kami punya, tapi namanya penerawangan yang tahu masa depan hari esok hanya Tuhan dan ternyata saya juga diskusi dengan banyak bussines leader, mereka juga geleng-gelek kepala dan saat bertemu dengan mereka saya tanya, Anda ini kan lulusan sekolah top dunia, Anda punya pengalaman memimpin perusahaan yang kelasnya besar-besar, ada saran enggak ke saya bagaimana harus menghadapi ini. Beberapa bussiness leader yang bertemu dengan saya kasih saran juga langsung cepat, gampang, semuanya mengajukan untuk lu resign aja.

Karena mereka membayangkan pandemi ini terhadap industri penerbangan dan terhadap Garuda itu masif, masif artinya berat banget, multidimention problemnya. Jadi itu situasi yang kami hadapi, nomor 2, 3 gampang. No 1 yang menantang dengan struktur dari industri kami yang memang sebenarnya tidak besar, tapi struktur itu dibikin dengan alasan yang sangat masuk akal karena industri penerbangan dari dekade sebelumnya selalu menunjukkan tren positif. Kalau industri tren positif, kan selalu dipikirannya sederhana. Ini akan positif terus sampai kiamat.

Jadi, komponen bisa dibayangkan bahwa kami punya pendapatan sifatnya sangat kompetitif sementara kami punya cost mayoritas fix, jadi ketika pandemi dan orang kemudian tidak bepergian, tidak naik pesawat dan penurunannya sangat dratis hingga tinggal beberapa compare dengan sebelum pandemi kan nantinya pendapatannya menurun drastis kan, di lebih dari 60% penurunannya. Sementara cost-nya kan kami enggak bisa turunkan sedalam itu karena banyak faktor atau unsur-unsur cost sifatnya fix.

Ketika proses menutupnya mempercepat penurunan ini enggak gampang, butuh waktu, tentu saja akhirnya kewajiban menumpuk.

Transformasi-transformasi apa saja di dalam tubuh Garuda itu sendiri?

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: