Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Ampun... Pengamat Ungkap Kemungkinan Ada Manuver 'Jegal' Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024

Ya Ampun... Pengamat Ungkap Kemungkinan Ada Manuver 'Jegal' Anies Baswedan Maju di Pilpres 2024 Kredit Foto: Instagram/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio menduga ada skenario partai politik (parpol) tak mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Hal tersebut dilakukan agar Gubernur Jakarta, Anies Baswedan tak bisa maju di Pilpres 2024.

"Saya justru mencurigai ada sebuah skenario yang tidak memajukan Ganjar Pranowo ke 2024 itu supaya Anies Baswedan enggak bisa maju di 2024, jadi artinya yang bisa mengalahkan Ganjar Pranowo itu kan cuma Anies Baswedan kalau dari hasil survei. Jadi kalau Mas Ganjar enggak dimajukan PDIP, buat apa parpol lain repot-repot memajukan Anies Baswedan," kata Hendri dalam diskusi daring, Ahad (13/2/2022).

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan Pilpres 2024 diramaikan oleh ketua umum parpol. Sementara wakil capres akan diisi oleh tokoh masyarakat dan sejumlah para menteri.  "Sehingga nanti di dalam perhelatan Pilpres 2024 sangat mungkin yang hadir adalah para ketua umum parpol sebagai capres, yang jadi wakil presidennya adalah tokoh masyarakat, bisa dari ormas, bisa dari menteri-menteri itu, bisa saja Gus Yahya, atau Erick Thohir, Sandiaga Uno," ujarnya.

Baca Juga: Singgung Peran Jusuf Kalla (JK), Pengamat Sebut Duet Anies Baswedan dan AHY Bisa Terwujud Jika...

Dengan demikian, jika yang terjadi di pilpres nanti pertarungan antarketua umum parpol, Hendri melihat parpol akan lebih realistis dalam menghitung kemenangan. Sementara hal berbeda terjadi jika Ganjar dan Prabowo ikut dalam kontestasi pertarungan di Pilopres 2024.

"Misalnya kalau Prabowo-Puan, mungkin juga Airlangga, Cak Imin akan berpikir ya kalau kita akan jadi satu pasangan mungkin kita akan bisa lawan itu. Atau misalnya Ahmad Syaikhu-AHY, atau AHY-Ahmad Syaikhu, sehingga memang yang kita dapat pasangan-pasangan ketua umum partai politik plus dengan wakil presiden misalnya dari ormas-ormas tadi," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: