Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar dan Ahli Gizi Anjurkan Konsumsi Air yang Berkualitas dari Sumber Berkelanjutan

Pakar dan Ahli Gizi Anjurkan Konsumsi Air yang Berkualitas dari Sumber Berkelanjutan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Air merupakan zat gizi dengan kontribusi terbesar dalam tubuh. Sebanyak dua per tiga komposisi tubuh merupakan air yang fungsinya tidak bisa digantikan oleh zat gizi lain. Sadar akan pentingnya hal tersebut, untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat seputar pentingnya mengkonsumsi air yang berkualitas dan berkelanjutan, SEAFAST Center-LPPM IPB bersama dengan Danone-AQUA mengadakan webinar dengan tema “Safe and Sustainable Water for Quality Life”. Webinar ini turut didukung oleh dua Perhimpuan ahli di Indonesia, yakni Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah, menjelaskan bahwa "setiap orang sangat memerlukan air sebagai salah satu zat gizi utama. Air berperan penting dalam pencernaan, metabolisme dan berbagai kerja sel-sel tubuh untuk menjaga kondisi dan fungsi tubuh agar tetap baik dan sehat. Tubuh tidak bisa memproduksi air, kebutuhan air perlu terpenuhi melalui konsumsi cairan dengan jumlah yang cukup dan berkualitas agar tubuh  dapat berfungsi secara optimal. Hidrasi sehat  akan  mengoptimalkan proses pencernaan dan metabolisme pada tubuh kita untuk hidup sehat.”

Baca Juga: 104 BUMD Air Minum Dinilai Kurang Sehat, PUPR Minta Pemda Tingkatkan Perilaku Sehat di Masyarakat

Lebih lanjut Prof Hardinsyah juga menyatakan bahwa mineral merupakan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh “Kebutuhan mineral tubuh bervariasi dan masing-masing mineral memiliki kontribusi yang penting dalam membantu kerja metabolisme tubuh. Air mineral memiliki keunikan kandungan mineral alami dari alam yang baik untuk dikonsumsi dan memberikan banyak manfaat bagi metabolisme tubuh”, tambahnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Peneliti Senior SEAFAST Center – LPPM IPB, Prof. Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi menjelaskan bahwa untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi kita untuk mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal. “Air minum adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup. Khususnya bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu (quality) tertentu, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ketika diminum, serta memenuhi syarat keamanan (safety) yakni tidak mengandung cemaran biologi, kimia maupun fisik dalam jumlah yang melebihi persyaratan. Walaupun tampak bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, air masih mungkin tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang dapat berasal dari pencemaran lingkungan, kegiatan pertanian, kegiatan domestik, serta pengendalian proses yang kurang baik.Di Indonesia, Air Minum dalam Kemasan yang memenuhi standar nasional yang mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian yang baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat, serta penanganan dan/atau pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran.”

Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi. Hal ini diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli, dan hanya 11.9% rumah yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.

Oleh karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama. Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, turut menjelaskan bahwa untuk menjawab isu terkait keberlanjutan air saat ini dan di masa mendatang, Danone-AQUA berkomitmen untuk mengejawantahkan Danone Water Policy di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana pabriknya beroperasi.

“Berbagai upaya kolaboratif dapat kita lakukan untuk terus memastikan agar kualitas dan kuantitas air dapat terus terjaga, serta terjamin ketersediaannya. Dengan melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat, kami mengembangkan berbagai inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian air berbasis DAS, memperkaya keanekaragaman hayati untuk memastikan ekosistem disekitar sumber air tetap terjaga, mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan untuk menjaga kualitas air yang meresap ke tanah, melakukan efisiensi dan menjaga sirkularitas air pada proses produksi kami, serta memberikan akses air bersih terhadap masyarakat. Berbagai inisiatif tersebut juga bertujuan agar Danone-AQUA dapat mencapai target positive water impact, dimana kami akan mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2030 mendatang,” jelas Ratih.

South-East Asia Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center  - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor adalah pusat studi yang diamanatkan oleh IPB untuk mengembangkan dan menggunakan ilmu dan teknologi dalam rangka meningkatkan mutu, gizi dan keamanan pangan. Fokus kegiatan SEAFAST Center adalah melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, layanan analisis, pelatihan dan konsultasi, serta diseminasi hasil-hasil penelitian melalui seminar dan publikasi yang dikelompokan ke dalam 5 (lima) bidang, yaitu : Mutu dan Keamanan Pangan ; Gizi dan Kesehatan; Diversifikasi Pangan ; Kelapa Sawit ; serta Sensori.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: