Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ganjar Pranowo Berkunjung ke Desa Wadas, Pengamat Sampai Sebut Nasi dan Bubur!

Ganjar Pranowo Berkunjung ke Desa Wadas, Pengamat Sampai Sebut Nasi dan Bubur! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyoroti kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.

Seperti diketahui, kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut dengan maksud ingin menyelesaikan konflik yang terjadi di tempat tersebut.

Tidak hanya itu, dalam konflik ini juga banyak warga desa yang mengaku merasa direpresi oleh aparat kepolisian karena petugas sempat melakukan tangkap tangan kepada sejumlah warga.

"Nasi sudah jadi bubur. Bagi saya mereka telah dilukai sulit untuk diobati," ujar Jerry Massie dilansir dari GenPI.co, Rabu (16/2).

Baca Juga: Heboh! Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Bentrok Adu Penalti di JIS, Messi Sampai Ikut “Dibawa-bawa!”

Menurut Jerry, seharusnya Ganjar Pranowo mencegah agar tidak terjadi kericuhan di lokasi tersebut dan tidak mamaksakan pembangunan jika warga desa tidak berkehendak.

Pasalnya, menurut Jerry Massie, tidak boleh ada unsur pemaksaan jika memang ada warga yang menolak lahannya dijadikan tambang batu andesit.

Terlebih lagi, kata Jerry Massie, aparat kepolisian turun ke lokasi tersebut dan melakukan sweeping di seluruh desa hingga melakukan beberapa penangkapan.

"Pemaksaan kehendak selain bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM), juga sangat dilarang Tuhan," jelas Jerry Massie.

Sebelumnya, ratusan personel polisi memaksa masuk dan mengepung Desa Wadas pada Selasa (8/2/2022).

Polisi yang bertugas menyusuri desa untuk mencopot spanduk yang berisi penolakan tambang batu andesit untuk Bendungan Bener.

Baca Juga: Jika Anies Baswedan Duet dengan Sosok Ini di Pilpres 2024, "Daya Ledaknya" Bisa Tak Terbendung!

Kedatangan aparat diklaim untuk mendampingi tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) guna mengukur lahan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.

Adapun penolakan warga tersebut dikarenakan adanya penambangan batu andesit untuk mendukung proyek Bendungan Bener yang memicu konflik agraria.(*)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: