Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Prediksi Tantangan Kesehatan di Indonesia pada 2022

Begini Prediksi Tantangan Kesehatan di Indonesia pada 2022 Kredit Foto: Pexels/Nataliya Vaitkevich
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun sudah berlangsung sekitar dua tahun, namun pandemi Covid-19 masih memberikan sejumlah tantangan hingga tahun ini, khususnya di sektor kesehatan. Medix Group memprediksi terdapat sejumlah tantangan kesehatan yang akan dihadapi oleh Indonesia di 2022.

Salah satu tantangan yang dimaksud yaitu terkait dengan kesehatan mental. Medix Group memperkirakan dampak kesehatan mental akibat pandemi akan makin intens di tahun ini.

Baca Juga: Intip Strategi Satgas Penanganan Covid-19 Hadapi Lonjakan Kasus

"Pandemi COVID-19 sangat membebani kesehatan mental banyak masyarakat Indonesia. Selain kekhawatiran tentang keselamatan dan trauma menghadapi penyakit serius dan kematian, jutaan orang Indonesia menghadapi kesulitan keuangan. Efek kesehatan mental ini juga menjalar ke tempat kerja," kata Sigal Atzmon, CEO & Presiden Medix, dalam diskusi virtual, Selasa (22/2/2022).

Lebih lanjut, ia menjelaskan hampir satu dari tiga anak muda di Indonesia (29%) mengatakan mereka sering merasa depresi atau kurang tertarik untuk berpartisipasi, menurut survei yang dilakukan oleh UNICEF dan Gallup di 21 negara pada paruh pertama tahun 2021. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa program bantuan langsung tunai telah mengurangi bunuh diri sebesar 18 persen di Indonesia.

Medix memprediksi penguatan layanan kesehatan mental di Indonesia akan menjadi kebutuhan mendesak pada tahun 2022. Melalui Layanan Manajemen Kesehatan Jiwa Medix, perusahaan berkomitmen untuk mendukung masyarakat Indonesia dalam mengatasi kekhawatiran mereka.

Di sisi lain, Sigal menyampaikan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan kesehatannya.

Misalnya, salah satu isu utama adalah kurangnya sumber daya. Salah satu metriknya, menurut data Bank Dunia, adalah rasio dokter terhadap populasi, hanya ada 0,4 dokter per 1.000 orang di Indonesia (dibandingkan dengan 2 dokter di Cina, 1,5 di Malaysia, dan 2,3 di Singapura) dan hanya 1,2 ada tempat tidur rumah sakit untuk 1.000 orang (dibandingkan dengan 4,3 tempat tidur di Cina, 1,9 di Malaysia, dan 2,5 di Singapura).

Selain itu, Indonesia menghadapi tantangan geografis karena penduduknya tersebar di ribuan pulau terpencil (menyulitkan akses ke kesehatan), ditambah kekhawatiran akan transparansi data, dan kesenjangan dalam keterampilan dan standar internasional.

”Pendekatan proaktif pemerintah Indonesia untuk menangani pandemi memberi saya kepercayaan, sama halnya dengan inisiatif perawatan kesehatan yang kita lihat dari layanan publik dan swasta, yang bekerja sama untuk menyediakannya. Prioritas teratas adalah penerapan kesehatan digital untuk menyediakan perawatan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau untuk jutaan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: