- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Perang Rusia-Ukraina Picu Harga Migas Naik, PKS Desak Pemerintah Siapkan Solusi
Kredit Foto: Instagram/Mulyanto
Untuk itu menurut Mulyanto, berbagai upaya untuk mereduksi ketergantungan kita pada BBM dan gas LPG internasional harus semakin dipercepat.
“Yang sudah sangat mendesak adalah konversi pembangkit listrik tenaga diesel dengan gas atau EBT, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur. Selain itu adalah konversi gas LPG untuk keperluan rumah tangga dan industri dengan gas alam,” usul politisi senior PKS ini.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Bakal Rugi Besar Bila Harga BBM Subsidi dan Elpiji Subsidi Tidak Naik
Dalam jangka pendek Mulyanto mengusulkan agar Pemerintah menghidupkan kembali gerakan penghematan migas nasional. Ini penting, apalagi di tengah pandemi yang ada.
Dalam jangka panjang program mobil listrik, pembangunan kilang minyak dan peningkatan lifting migas menjadi sangat strategis. Sayanganya program-program ini terkesan lambat bila tidak ingin dikatakan jalan di tempat.
Untuk diketahui patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 4,34 persen menjadi USD 101,04 perbarel, melintasi level USD 100 untuk pertama kalinya sejak tahun 2014.
Sepanjang pekan ini harga gas acuan Eropa telah naik lebih dari 65 persen dari level Euro 72,56 per kwh. Di Inggris, harga gas naik 23 persen, sedangkan harga gas di AS naik 6,5 persen menjadi USD 4,92 per juta British thermal unit (mmBtu).
Kenaikan harga migas tersebut tentunya akan diikuti dengan menguatnya harga LPG. Harga acuan gas LPG, Contract Price Aramco (CPA), sejak memasuki tahun 2021, mengalami kenaikan tinggi. Realisasi dari bulan Januari - April tahun 2021 mencapai USD 570 per metrik ton, kemudian meningkat menjadi sebesar USD 847 per metrik ton pada November 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar