Menag Yaqut Blunder Lagi, Ini Lebih Fatal dari Membandingkan Suara Azan dan Gonggongan Anjing!
Pegiat media sosial, Helmi Felis menilai Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kembali membuat blunder fatal. Pernyataan Menag Yaqut yang dinilai blunder itu terkait klasifikasinya soal polemik perbandingan suara azan dan suara anjing yang bikin heboh itu.
Menurut Helmi, kalimat Menag Yaqut yang dinilai jauh lebih dalam klasifikasinya adalah ketika Politisi PKB ini mengatakan, dirinya hanya berusaha menahan agar agama tidak menjadikan manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain. Helmi bilang pernyataan ini bahkan lebih parah dari omongan Menag Yaqut sebelumnya yang membandingkan suara azan dan suara anjing.
“Statement ini lebih berbahaya dari sebelumnya. Apakah ada Agama di Indonesia yang membuat manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain Ajaran agama apa?” kata Helmi seraya membagikan sebuah berita online berjudul Luruskan Gaduh Adzan, Gus Yaqut: Saya Berusaha Agar Agama Tidak Menjadikan Manusia Sewenang-wenang dilihat Populis.id Jumat (25/2/2022).
Baca Juga: Menag Bandingkan Gonggongan Anjing dengan Azan, Novel PA 212: Kami Siapkan Demo Agar Yaqut Turun!
Karena menilai Yaqut membuat blunder fatal berkali-kali, Helmi mengatakan Presiden Joko Widodo seharusnya sudah bisa mendepak Yaqut dari jabatannya, sebab pernyataan-pernyataan yang dilontarkan kerap memantik kegaduhan masyarakat.
“Jokowi tidak mencopot MENAG? Orang akan duga Jokowi punya niat tidak baik pada Agama di Indonesia,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui Menag Yaqut Cholil Qoumas mengklarifikasi soal gaduh ucapannya yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing. Dalam klasifikasinya, Menag Yaqut mengatakan bahwa dirinya hanya tidak ingin agama menjadikan manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain.
Ia menyebut, pesan ucapannya itu adalah bagaimana suara azan yang dikumandangkan melalui toa atau pengeras suara, tidak mengganggu masyarakat yang bukan beragama Islam.
“Saya hanya berusaha sekuat saya, menahan agar agama tidak menjadikan manusia sewenang-wenang terhadap manusia lain, mentang-mentang besar, banyak, kuat,” ucap Menag Yaqut, Kamis malam, 24 Februari 2022.
Menurutnya, kegaduhan itu terjadi karena misleading atau kesalahan pada penafsiran makna ucapannya dalam pemberitaan di media massa. Menag Yaqut mengaku selama ini, ia mendapatkan masukan bahwa masyarakat bisa mentolerir adanya suara adzan.
Padahal, sebetulnya juga banyak diprotes masyarakat di luar umat Islam. Sayangnya, kata Menag Yaqut, judul pemberitaan gagal memaknai pesan kerukunan agar tidak saling mengganggu diantara manusia itu tidak tersampaikan dengan baik
“Judul itu misleading dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: