Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Agresi Rusia ke Ukraina Bikin Ketidakpastian Ekonomi Dunia Berlanjut

Duh, Agresi Rusia ke Ukraina Bikin Ketidakpastian Ekonomi Dunia Berlanjut Kredit Foto: Reuters/Sergey Pivovarov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Serangkaian serangan yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina membuat perekonomian dunia kembali terganggu setelah tekanan akibat pandemi Covid-19.

Peneliti Indef Eisha Magfiruha Rachbini mengatakan dampak dari agresi Rusia terhadap ekonomi terbagi menjadi dua yaitu komoditi shock dan financial market shock.

"Sekarang posisinya lagi pemulihan ekonomi global ketika shok tersebut ada dari perang rusia ukraina ini pasti dampaknya akan memberikan perlambatan dari pertumbuhan ekonomi baik global ke negara maju dan juga ke negara emerjing seperti indonesia," ujar Eisha dalam diskusi virtual, Sabtu (26/2/2022).

Eisha mengatakan, komoditi shock terjadi di beberapa harga seperti di minyak dunia yang melambung hingga melewati 100 Dollar Amerika Serikat (AS) per barrel ketika serangan Rusia diluncurkan. 

Melonjaknya harga minyak dunia akan menjadi masalah energi bagi negara-negara pengimpor minyak termasuk Indonesia. Menurutnya hal tersebut memperburuk kondisi dunia yang sedang dalam tekanan akibat melonjaknya inflasi.

"Ancamanya sekarang ketika proyeksi ekonomi sudah mulai memiliki pulih bergeliat lagi. dimana di amerika selama pandemi sudah naik harga bbm sudah naik kira-kira 40 persen sebelum prelevel covid ditambah ini bisa meningkatkan lagi kedepan, kita lihat kedepan mungkin harga energi seperti bensin akan meningkat," ujarnya. 

Selain kenaikan minyak yang berimplikasi langsung terhadap harga BBM di dunia. Rusia juga merupakan negara pemasok Nikel dan Alumunium terbesar begitupun dengan Ukraina yang menjadi salah satu negara pengekspor gandum ke Indonesia.

"Kalau melihat dampaknya ke indonesia bisa dari sisi ekspor ini ukraina memang sebagai salah satu pengekspor gandum terbesar di indonesia selain dari kanada juga amerika, rusia ini juga pengekspor bahan pupuk kalium karbonat jadi pupuk akan meningkat kedepan kalau memang berkepanjangan," jelasnya.

"Dipasar komoditas ini dipasar internasional bukan hanya dari sisi harga tapi dari sisi suply bisa terganggu," imbuhnya.

Sesangkan di sisi financial market juga tetlohat di Indeks-Indeks beberapa negara yang terlihat mulai tertekan akibat Amerika yang sudah mulai memberikan sanksi terhadap pemain rusia yang bermain dinpasar uang.

Eisha melanjutkan, dampak dari perang tersebut ke Indonesia terlihat dari sisi Financial market, dimana Bank Central Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikan tingkat suku bunga hingga empat kali.

Selain itu, Eisha mengatakan inflasi juga akan tinggi karena ada komoditi shok di pasar global karena harga minyak tinggi.

"Juga kemudian bisa dampak ke harga energi dan bbm dalam negeri dan juga subsidi energi kita yang akan diberikan pemerintah," paparnya.

Melonjaknya harga minyak dunia menurutnya juga akan berpengaruh terhadap postur Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) 2022. Dimana aumsi makro terkait harga minyak mentah pada APBN 2022 adalah 63 Dollar AS per barel sementara saat ini harga telah melejit hingga 100 dollar.

"Ini akan membengkakan lagi subsidi energi itu apalagi kita ingin defisit apbn 2022 4,8 persen, kalau memang harga subsidi energi kedua kita juga tau sebelum perang ini harga bahan pokok sudah naik seperti minyak goreng, kedelai, ditambah lagi dengan perang ini dimana ada komoditi shok di pasar global dan kebijakan counter cyclle memang dibutuhkan tapi implikasinya adalah mengintervensi harga atau membwrikan subsidi justru akan memberikan tekanan kembali kepada apbn," tutupnya

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: