Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jleb! Niat Mau Puji FPI dan Habib Rizieq, Lieus Sungkharisma Malah Kena Labrak, Langsung Mingkem!

Jleb! Niat Mau Puji FPI dan Habib Rizieq, Lieus Sungkharisma Malah Kena Labrak, Langsung Mingkem! Kredit Foto: Instagram/Lieus Sungkharisma
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Politik Charta Politika Yunarto Wijaya mengomentari pernyataan  aktivis sosial Lieus Sungkharisma. Dimana Lieus yang yang juga warga keturunan Tionghoa itu menyebut organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI) pernah mati-matian membela warga keturunan Tionghoa di Indonesia ketika kerusuhan 1998 pecah.

Yunarto Wijaya  lantas menyindir balik Lieus. Sebab kerusuhan  1998 terjadi sebelum FPI berdiri secara resmi. Dihimpun dari berbagai sumber, FPI baru resmi berdiri  pada 17 Agustus 1998 sedang kerusuhan 1998 terjadi pada 4 Mei tahun itu.

Baca Juga: FPI Bantu Warga Tionghoa di Kerusuhan 98, Ngadi-ngadi Aja, Rizieq juga Masih Jualan Minyak Wangi!

“FPI berdirinya kapan, kerusuhan terjadi kapan. Coba aja browsing,” kata Yunarto di akun twitternya seraya membagikan pernyataan Lieus yang dimuat dalam sebuah berita media daring sebagaimana dilihat Populis.id Senin (28/2/2022).

Adapun Lieus mengatakan ketika kerusuhan 1998 pecah, pedagang - pedagang keturunan Tionghoa yang ada di Jakarta kerap mendapat diskriminasi dari berbagai pihak, beruntung kata dia saat itu ada FPI bentukan Rizieq Shihab yang siap pasang badan membela warga Tionghoa. Lieus mengaku kebaikan FPI itu selama ini tidak pernah dimuat media manapun.

“Bahkan 98 (kerusuhan 1998) juga ada yang bilang, ‘waduh, dulu kalau gak ada FPI sih kita punya gudang-gudang itu banyak preman-preman yang malakin ya’, jadi FPI justru yang belain (pedagang tionghoa Indonesia) saat kerusuhan 98,” ujar Lieus menceritakan.

Tidak hanya itu, Lieus bahkan mengaku pimpinan FPI, Rizieq Shihab di mata warga Tionghoa bukan sosok yang menakutkan. Pemuka agama dari Petamburan, Jakarta Pusat yang kini meringkuk di penjara itu disebutnya sangat baik kepada masyarakat Tionghoa ketika itu. 

“Habib (Rizieq) itu bukan sesuatu yang menyeramkan bagi kita, bahkan kita selalu menjelaskan ke yang lain-lain (orang lain),” tuturnya. 

Karena Rizieq itu baik, lanjut Lieus hubungan harmonis antara  Rizieq dan warga keturunan Tionghoa bahkan terjalin hingga sekaran ini. Mereka bahkan beberapa kali terlibat perundingan serius yang membahas berbagai masalah. 

“Saat pertama ketemu habib (Rizieq) kaget saya! Begitu sampai Petamburan, orangnya banyak, Munarman masih sekretaris umum, ada ustadz lengkap dah 70 orang ada kali. Kita kira-kira 15 orang lah (kelompok Tionghoa Indonesia), dialog tentang rohingya,” ujar Lieus.

“Dalam hati saya kok baik ya, bisa diajak bicara, menjelang mau pulang kita makan sama-sama, ini luar biasa, saya inget kurmanya gede-gede, di situ pertama kenal,” ujar Lieus memungkasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: