Tercatat perolehan laba bersih tersebut dikontribusi dari laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 30,76 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 28,03 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 10,89 triliun, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang menyumbang laba Rp 2,37 triliun.
“Basis pendapatan bunga sangat menonjol dalam menopang laba terutama karena expansi kredit yang bertumbuh cukup tinggi.” Ulas Toto.
Namun, Toto menyayangkan struktur Net Interest Margin (NIM) BRI relatif masih tinggi yaitu berada di atas 3 persen. Padahal bank terbesar di ASEAN yaitu DBS nilai NIM nya di bawah satu persen.
“Demikian pula bank lainnya seperti UOB dan OCBC. Artinya DBS telah bekerja dengan efisien sehingga bunga kredit yang ditawarkan kepada debitur jauh lebih rendah.” Bebernya.
Oleh sebab itu, Toto mendorong untuk NIM BRI dan bank plat merah lainnya bisa lebih murah lagi, supaya mendorong dunia usaha cepat berkembang.
“Ini bisa stimulasi dunia usaha lebih cepat karena biaya modal bagi debitur menjadi relatif murah. Tantangan BRI ke depan termasuk anggota HIMBARA lainnya bagaimana bisa menurunkan NIM lebih cepat sehingga biaya modal debitur bisa lebih efisien.” Pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: