Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wacana Penundaan Pemilu Beber Kondisi Koalisi Jokowi, Ternyata Ada Pembangkangan dan Sudah Tidak...

Wacana Penundaan Pemilu Beber Kondisi Koalisi Jokowi, Ternyata Ada Pembangkangan dan Sudah Tidak... Presiden Joko Widodo bersiap memberikan pernyataan tentang perkembangan kasus COVID-19 khususnya varian Omicron di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/1/2022). Presiden Joko Widodo menyampaikan kasus penularan COVID-19 varian Omicron akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan, namun demikian Joko Widodo meminta seluruh masyarakat tidak panik dan tetap menjaga protokol kesehatan serta mengurangi aktivitas yang tidak perlu. | Kredit Foto: Antara/Biro Pers dan Media Setpres
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai ada sebuah pembangkangan di dalam koalisi kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Adapun hal tersebut dia ucapkan lantaran ada sebuah wacana untuk menunda pemilu yang sudah dijadwalkan pada 14 Februari 2024.

Baca Juga: Pak Jokowi Siap-siap Ditinggalkan Pendukungnya Jika Nekat Lakukan Hal Ini...

“Pesan yang saya baca, koalisi kabinet Jokowi di 2022 ini tidak solid lagi. Ada anggota koalisi yang dalam tanda kutip sudah tidak taat lagi,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (6/3).

Padahal, menurutnya koalisi Jokowi seharusnya masih berlaku sampai periode kedua presiden berakhir.

“Jika ada wacana penundaan pemili berarti koalisi itu sudah tidak solid. Banyak anggota koalisi yang sudah memikirkan suksesi 2024,” katanya.

Menurut dia, orang-orang yang ingin pemilu ditunda tidak konsisten dan hanya memikirkan ambisi pribadi untuk 2024.

“Giliran ada kepentingannya, mereka tidak mau menundanya seperti Pilkada walaupun saat itu ada covid-19,” tuturnya.

Adib mengaku geram lantaran para elite politik yang dinilai punya kepentingan tersebut berusaha membuat dibuatlah wacana penundaan pemilu.

“Ini tak lain adalah kemunduran demokrasi. Jangan sampai energi kita habis untuk memikirkan undang-undang pemilu dan amendemen hanya untuk syahwat kekuasaan dan kepentingan itu,” kata Adib.

Dia lantas mengingatkan para elite politik untuk tidak berdansa di tengah bencana pademi covid-19.

“Mereka hanya memikirkan perebutan kekuasaan. Rakyat lagi susah karena covid-19, kenapa waktu pilkada tidak ngomong seperti itu (menunda pilkada)?,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: