Agar Untung Maksimal, Wajib Tahu! Begini Cara Investasi Reksadana Saham
2. Sesuaikan dengan profil risiko yang kamu miliki
Sebenarnya, cara investasi reksadana saham yang paling awal adalah menyesuaikannya dengan profil risiko. Sebelum yakin membeli, kamu harus siap menerima risikonya. Jika kamu beli reksadana namun tidak bisa tidur, karena cemas, lebih baik jangan meneruskannya.
Kamu bisa memindahkan dana ke asset dengan risiko yang lebih rendah seperti reksadana pasar uang serta reksadana pendapatan tetap, karena profil risiko yang kamu miliki tidak cocok dengan reksadana saham.
3. Tentukan target yang kamu miliki
Target menjadi hal penting ketika berinvestasi. Bahkan target menjadi sebuah motivasi ketika berinvestasi. Bila sudah mencapai nilai target investasi, tidak ada salahnya mengambil untung.
Namun, untuk reksadana saham, lebih baik kamu juga melihat kondisi pasar serta potensi yang berada di depan. Contohnya saja pasar saham tercermin dari IHSG atau Indeks Harga Saham telah mengalami kenaikan 30% dari semenjak kamu memulai investasi, kamu bisa mencairkan keuntungan yang kamu miliki.
Selain itu, untuk masalah target ini, pastikan memiliki target investasi reksadana saham yang realistis. Hindari membuat ekspektasi yang begitu tinggi. Kamu dapat mengharapkan keuntungan yang sesuai dengan tujuan untuk mewujudkan tujuan investasi yang kamu miliki.
4. Pastikan untuk tujuan jangka panjang
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, reksadana memiliki sifat yang fluktuatif, sehingga agar bisa memperoleh hasil optimal, lakukan investasi dengan jangka panjang. Contohnya saja kamu beli reksadana sekarang dan akan menggunakannya untuk 5 tahun kedepan.
Biasanya tujuan keuangan jangka panjang memiliki nilai yang besar, sehingga kamu bisa memanfaatkan menggunakan reksadana untuk mengumpulkan dana tersebut.
5. Cost averaging
Jika kamu menghadapi penurunan nilai investasi, kamu dapat menggunakan strategi DCA atau Dollar Cost Averaging. Strategi DCA ini juga cocok untuk investor yang memiliki modal sedikit tetapi rutin melakukan investasi.
Bahkan, sebuah riset yang dilakukan oleh Syailendra Capital, strategi DCA ini bisa mengalahkan strategi pembelian reksadana saham ketika murah serta menjualnya ketika mengalami kenaikan.
DCA sendiri mengandalkan pengoptimalan biaya rata-rata investasi jangka panjang. Beda dengan strategi pembelian saat murah yang lebih mengutamakan keahlian investor untuk menentukan titik terbawah pergerakan harga pasar kemudian memasukkan dana dalam jumlah besar.
Cara investasi reksadana saham ini bisa kamu tiru dengan pembelian setiap waktu gajian. Contohnya, ketika gajian kamu membeli reksadana saham Rp1 juta. Dengan menggunakan strategi ini, kamu tidak perlu mencemaskan kondisi pasar.
Hal yang paling penting adalah terus menerus melakukan investasi dengan nilai yang sama. Hasilnya, kamu akan memperoleh harga rata-rata investasi serta risiko yang lebih rendah karena pembelian berkala.
Jika ingin lebih mudah melakukan investasi secara berkala, kamu bisa menggunakan fitur autodebet dari rekening setiap bulannya. Fitur ini sekarang sudah banyak tersedia di aplikasi investasi untuk sejumlah produk reksadana saham.
6. Hindari sering melihat portofolio
Jika sudah mengetahui reksadana saham memiliki fluktuasi tinggi dalam jangka pendek, hindari penasaran dengan terlalu sering membuka portofolio setiap hari. Apalagi jika kamu sudah menentukan tujuan reksadana saham ini untuk jangka panjang.
Cara investasi reksadana saham ini harus kamu ikuti karena jika terlalu sering memantau portofolio, bisa-bisa kamu panik, deg-degan dan mencairkan seluruh portofolio investasi reksadana saham.
Jika hanya minus 5% dalam satu bulan, tentu tidak ada artinya, apalagi kamu berinvestasi untuk 5 atau bahkan 20 tahun. Jadi masih ada waktu bertahun-tahun lagi agar kamu dapat mencapai tujuan keuangan.
Sebenarnya, kamu bisa sesekali melihat serta mempertimbangkan kembali seperti apa portofolio yang dimiliki di waktu tertentu. Namun, membukanya bisa dilakukan setahun sekali. Sehingga jika dalam satu tahun, hasilnya belum sesuai dengan ekspektasi yang kamu miliki, kamu bisa mengambil langkah berikutnya.
Contohnya saja jika dalam setahun, imbal hasil rendah. Kamu dapat menambah atau malah mengalihkan investasi reksadana saham tersebut ke berbagai produk lainnya.
7. Diversifikasi aset
Diversifikasi merupakan penyebaran asset dengan tujuan agar membuat risiko yang dimiliki lebih tersebar. Diversifikasi ini tentu sangat penting dilakukan karena apa saja jenis investasi yang dipilih, keuntungan bisa mengalami kenaikan dan penurunan.
Antara satu jenis investasi dengan yang lainnya mempunyai momentum keuntungan berbeda. Jika investor mempunyai berbagai macam jenis investasi, risiko investasi yang dihadapi menjadi lebih rendah serta tersebar.
8. Investasi bukanlah trading
Kembali dalam istilah investasi. Investasi dilakukan agar uang bertambah dalam jangka waktu tertentu serta tidak bersifat instant. Sayangnya, ketika melihat keuntungan sedikit saja, kita sudah ingin mencairkan reksadana saham.
Bila keuntungan yang diberikan sudah sesuai dengan rencana masa depan, hal ini dapat kamu lakukan, namun jika belum sesuai dengan rencana keuangan masa depan, lebih baik jangan menariknya karena bisa menghancurkan rencana keuangan di masa mendatang.
Investasi reksadana saham bukan berdagang, yakni membeli ketika harga rendah kemudian menjualnya ketika harga mengalami kenaikan. Jangan sampai baru naik 5%, kamu sudah ingin mencairkannya. Jika kamu menunggu lebih lama, potensi keuntungannya bisa mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dibanding modal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: