Pada Jumat (22/2/2022), Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan, deltacron merupakan varian baru gabungan BA.1 dan B.1617.2 yang telah memperoleh pengakuan dari otoritas berwenang di Inggris sebagai laporan yang sedang diawasi. Ia mengatakan, kemunculan varian Deltacron telah dilaporkan di Siprus sejak 2021.
Namun, kala itu, banyak yang menganggap virus tersebut hanya pencemaran di laboratorium. Kemudian pada 7 Januari 2022, 25 sekuen varian deltacron dikirim ke situs pengumpulan data global genom bernama GISAID.
"Deltacron baru ramai diperbincangkan pada Februari 2022," katanya melalui keterangan tertulis serta dikonfirmasi di Jakarta.
Pada awal Januari 2022, Tjandra mengatakan, WHO menyebut ada kemungkinan seseorang dapat terserang beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sekaligus. "Seperti juga mungkin saja seseorang terinfeksi Covid-19 dan juga pada saat yang sama terinfeksi Influenza," katanya.
Tjandra menambahkan, deltacron berbeda dengan delmicron yang sempat ramai diperbincangkan publik pada Desember 2021. "Delmicron yang tadinya disebut-sebut sebagai gabungan dari varian delta dan varian omicron ternyata tidak benar. Istilah Delmicron hanyalah bermula dari keterangan Dr Shashank Joshi, anggota satgas dari Negara Bagian Maharashtra di India yang kebetulan diwawancara media, bukan dalam bentuk tulisan ilmiah," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: