Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Temukan 33 Kerentanan pada Transfer Data Telehealth, Kaspersky: Banyak Diantaranya Belum Ditambal

Temukan 33 Kerentanan pada Transfer Data Telehealth, Kaspersky: Banyak Diantaranya Belum Ditambal Kredit Foto: Kaspersky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Kaspersky menemukan setidaknya sebanyak 33 kerentanan-termasuk 18 nya adalah kerentanan kritis pada protokol yang paling umum digunakan untuk mentransfer data dari wearable device (perangkat yang dapat dikenakan) yang digunakan untuk pemantauan pasien jarak jauh (telehealth) di tahun 2021 saja.

Melansir dari siaran persnya, Senin (14/03) pada kerentanan kritis, ini berjumlah sepuluh kali lebih banyak daripada di tahun 2020, dan banyak di antaranya masih belum ditambal. Beberapa kerentanan ini memberi kesempatan kepada penyerang untuk mencegat data yang dikirim secara online dari perangkat.

Baca Juga: Laporan Kaspersky: 43% Bisnis Tidak Memiliki Perlindungan Siber Pada Infrastruktur IoT Mereka

Menurut Head of Russian Global Research and Analysis Team (GReAT) di Kaspersky, Maria Namestnikova, pandemi yang sedang berlangsung telah menyebabkan digitalisasi yang cepat dari sektor kesehatan. Dengan banyaknya rumah sakit dan staf layanan Kesehatan kewalahan atas situasi pandemi, dan banyak orang dikarantina di rumah, organisasi terpaksa memikirkan kembali bagaimana perawatan pasien diberikan.

"Faktanya, penelitian Kaspersky baru-baru ini menemukan bahwa 91% penyedia layanan kesehatan global telah menerapkan pemanfaatan telehealth. Namun, digitalisasi yang cepat ini juga turut menciptakan risiko keamanan baru, terutama terkait data pasien,"terangnya.

Untuk diketahui, bagian dari telehealth mencakup pemantauan pasien jarak jauh, yang dilakukan menggunakan perangkat dan monitor yang dapat dipakai. Ini termasuk gawai yang dapat terus menerus atau pada interval melacak indikator kesehatan pasien, seperti aktivitas jantung.

Maria juga mengatakan protokol MQTT adalah protokol paling umum digunakan untuk mentransmisikan data dari perangkat dan sensor karena mudah dan nyaman. Itulah sebabnya protocol ini dapat ditemukan tidak hanya di wearable device, tetapi juga di hampir semua gawai pintar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: