Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendeta Ini Tuntut Menag Yaqut Hapus 300 Ayat Alquran, Anaknya Memohon: Wahai Bapakku Bertobatlah...

Pendeta Ini Tuntut Menag Yaqut Hapus 300 Ayat Alquran, Anaknya Memohon: Wahai Bapakku Bertobatlah... Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang pendeta Saifudin meminta Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Alquran. Pendeta ini awalnya seorang muslim yang kemudian murtad.

Anak pendeta Saifudin, Saddam Husen pun, sudah meminta agar ayahnya bertobat. Dalam video yang diunggah akun Youtube Penegak Islam, Saddam menjelaskan tentang siapa ayahnya. Unggahan ini diberi judul Saifudin Di Marahai Anaknya !! Pak Tobatlah !!.

Dalam video itu Saddam menjelaskan, ia memiliki seorang ayah yang punya latar belakang ustadz, yang dulunya mengajar di Pesantren Al Zaitun Indramayu.

Baca Juga: Telak! Sebut NU, Ade Armando Patahkan Argumen Oknum Pendeta yang Minta 300 Ayat Al Qur’an Dihapus

Kenapa seorang ustadz bisa murtad? "Jangan terheran-heran Bu, karena kita sebelumnya juga pernah diperlihatkan orang-orang terdahulu. Bahkan di kalangan para sahabat. Ada juga seorang sahabat (Rasulullah) yang menjadi munafik, kafirin,” kata Saddam.

Di tahun 2006, menurut Saddam, Saifudin pindah agama. “tetapi setelah pindah agama, beliau itu tidak hanya pindah agama, tetapi juga menjadi pendea dan mulai melakukan tindakan yang tidak terpuji, yaitu menghina agama sebelumnya yaitu Islam,” ungkap dia.

Saddam menjelaskan ayahnya membuat buku. Buku pertama berjudul ‘Mengapa Saya Memilih Kristus’. “Buku kedua ‘Berdialog dengan Saddam Hussin, maksudnya saya. Buku ketiga ‘Wahai Anakku Bertobatlah’. Ini bukunya,” kata Sadadam sambil menunjuk buku tersebut.

Dipaparnya, isi buku ketiga tersebut di halaman 30 menghina Rasulullah Muhammad. Saifudin dalam buku itu menyebut Muhammad SAW seorang pedofil. Muhammad SAW tukang kawin, tukang perang, bengis, dan sebagainya. “Betapa buku ini melakukan pelecehan yang luar biasa terhadap Islam,” paparnya.

Karena keluarnya buku itu, menurut Saddam, ia meminta bantuan seorang ustadz untuk membuat buku bantahan. Sehingga kemudian keluarlah buku yang berjudul: Wahai Bapakku Bertobatlah’.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: