Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut Logo Halal Kemenag, Sujiwo Tejo: Kenapa Harus Ada Logo Halal, Kenapa Nggak Logo Haram?

Ribut Logo Halal Kemenag, Sujiwo Tejo: Kenapa Harus Ada Logo Halal, Kenapa Nggak Logo Haram? Kredit Foto: Instagram/Sudjiwo Tejo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peluncuran logo halal baru oleh Kementerian Agama menuai pro dan kontra. Budayawan Sujiwo Tejo berpendapat mengapa Indonesia harus memiliki sertifikat halal tetapi tidak ada sertifikat haram.

Sujiwo Tejo menyebut, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, bahkan dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia. Namun, Indonesia masih menerapkan sertifikat dan logo halal pada produk makanan, tetapi tidak ada sertifikat produk haram.

Baca Juga: PKS Sebut Logo Halal Baru Sulit Dibaca, Langsung Dibalas PSI: Orang Bahlul Jelas Gak Bisa Baca

Pertanyaan itu disampaikan budayawan Sujiwo Tejo saat menjadi tamu di acara TV One bertajuk Catatan Demokrasi, Selasa (15/3/2022). Sujiwo Tejo mengatakan ada yang lebih penting dari pro dan kontra logo, yakni soal sertifikat haram.

"Sebetulnya ada yang lebih penting yang ingin saya katakan. Ini loh kalau kita pergi ke kolam lele yang ditandai itu yang bukan lele, kalau kita pergi ke kandang ayam, semua mayoritas ayam, yang ditandai itu yang bebek. Ini Indonesia ini mayoritas Muslim kenapa harus ada logo halal, kenapa enggak logo haram?" kata Sujiwo Tejo.

Di kesempatan yang sama, Sujiwo Tejo ditanya soal pendapatnya tentang logo halal baru. Ia menjelaskan jika logo berkembang mulai awal 1960-an, di mana setelah medio tersebut logo menunjukkan aktivitas.

"Jadi logo kopi tidak harus berbentuk kopi, tidak harus orang yang menyeruput kopi, tapi misalnya ada orang yang terjaga. Jadi koneksinya nggak langsung ngopi," ucap dia.

Logo jenis lainnya menurut Sujiwo Tejo adalah bukan menunjukkan siapa pemilik produk, tapi siapa kliennya. "Bukan siapa kami, tapi siapa konsumen kami. Logo (halal) yang sekarang ini menurut teman-teman yang ahli logo diperlukan sejauh mana kalian mengerti kami para konsumen," ucap dia.

Karena itu, Sujiwo Tejo pun menantang untuk mendiskusikan apakah logo halal yang baru dimengerti oleh semua orang. "Menurut aku dari cekcok begini, enggak terlalu dimengerti dan hanya dimengerti oleh sebagian," kata dia seraya menjelaskan semua orang mengerti logo halal baru itu adalah kaligrafi dan gunungan wayang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: