Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang-orang Rusia Berbondong-bondong Datangi McDonald's untuk Makan Terakhir Kali

Orang-orang Rusia Berbondong-bondong Datangi McDonald's untuk Makan Terakhir Kali Kredit Foto: Unsplash/Jurij Kenda
Warta Ekonomi, Moskow -

Dua bulan setelah simbol perang dingin, Tembok Berlin, runtuh, simbol kuat lain membuka pintunya di tengah kota Moskow: McDonald's baru yang berkilau.

Itu adalah restoran cepat saji Amerika pertama yang memasuki Uni Soviet, yang mencerminkan keterbukaan politik baru pada zaman itu.

Baca Juga: Sudah Coca-Cola, Warga Rusia Terus Dihukum Hidup Tanpa Starbucks, McDonald dan 6 Perusahaan Lain

Vlad Vexler saat itu berusia sembilan tahun. Ia menunggu dalam antrean selama dua jam untuk memasuki restoran dekat Lapangan Pushkin Moskow pada hari pembukaannya pada Januari 1990, yang ia bayangkan sebagai pintu gerbang ke utopia di Barat.

"Kami pikir kehidupan di sana ajaib dan tidak ada masalah," kata Vlad.

Vlad merasa sedih ketika McDonald's mengumumkan akan menutup sementara toko itu dan hampir 850 toko lainnya sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Situs web McDonald's Rusia pada hari Senin (14/03) mengumumkan: "Karena kesulitan operasional, teknis dan logistik, McDonald's akan menangguhkan sementara layanan di perusahaan jaringannya mulai 14 Maret."

"McDonald's adalah tanda optimisme yang pada akhirnya tidak terwujud," kata Vlad, seorang filsuf politik dan penulis yang sekarang tinggal di London.

"Sekarang Rusia memasuki periode kontraksi, isolasi, dan pemiskinan. Anda melihat kembali celah-celah ini dan berpikir tentang apa yang mungkin terjadi," katanya.

Eksodus merek AS lainnya

McDonald's mengatakan dalam sebuah pernyataan "pada saat ini, tidak mungkin untuk memprediksi kapan kami dapat membuka kembali restoran kami di Rusia."

Tetapi perusahaan itu terus membayar 62.500 karyawannya di Rusia dan mengatakan bahwa mereka memperkirakan penutupan itu akan menelan biaya sekitar $50 juta (sekitar Rp720 miliar) per bulan.

Di luar McDonald's di Moskow minggu lalu, mahasiswa Lev Shalpo mengeluhkan penutupan itu.

"Itu salah karena itu satu-satunya tempat yang terjangkau bagi saya," katanya.

Sama seperti McDonald's yang membuka jalan bagi merek lain untuk memasuki pasar Soviet, keluarnya McDonald's menyebabkan serangkaian pengumuman serupa dari merek AS lainnya.

Starbucks menutup 130 gerainya di Rusia. Yum Brands menutup 70 restoran KFC milik perusahaannya dan sedang merundingkan penutupan 50 Pizza Hut yang dimiliki oleh pemegang waralaba.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: