Kredit Foto: PTFI
Freeport-McMoRan Inc. (NYSE: FCX) melaporkan kinerja keuangan untuk kuartal pertama tahun 2025 dengan mencatatkan laba bersih sebesar USD 352 juta atau USD 0,24 per saham. Laba bersih yang disesuaikan tercatat sebesar USD 358 juta atau tetap sebesar USD 0,24 per saham.
“Tim kami tetap fokus menyediakan logam-logam penting untuk perekonomian dan kehidupan sehari-hari. Upaya kami untuk memproduksi produk secara aman, efisien, dan bertanggung jawab menjadi semakin penting. Kami terus waspada dalam mengupayakan pengurangan biaya, peningkatan efisiensi, serta pengelolaan belanja operasional, administrasi, dan modal dengan hati-hati di tengah ketidakpastian kondisi makroekonomi," ujar Kathleen Quirk, Presiden dan CEO Freeport, dalam keterangan resmi Phoenix, AZ, (24/04/2025).
Baca Juga: Jasindo Bukukan Laba Rp157 Miliar, Premi Tembus Rp4 Triliun
Selama tiga bulan pertama 2025, Freeport mencatatkan produksi tembaga sebesar 868 juta pon, produksi emas 287 ribu ons, dan produksi molibdenum sebesar 23 juta pon. Penjualan konsolidasi perusahaan untuk periode yang sama mencapai 872 juta pon tembaga, 128 ribu ons emas, dan 20 juta pon molibdenum. Harga realisasi rata-rata yang diperoleh perusahaan masing-masing sebesar USD 4,44 per pon tembaga, USD 3.072 per ons emas, dan USD 21,67 per pon molibdenum.
Untuk prospek ke depan, Freeport memperkirakan total volume penjualan sepanjang 2025 akan mencapai 4,0 miliar pon tembaga, 1,6 juta ons emas, dan 88 juta pon molibdenum. Volume penjualan, khususnya untuk tembaga dan emas, diperkirakan akan mengalami peningkatan mulai kuartal II 2025 seiring dengan selesainya proyek pemeliharaan besar di fasilitas produksi di Indonesia. Adapun biaya kas bersih per unit untuk tembaga tercatat sebesar USD 2,07 per pon pada kuartal I 2025, dan diharapkan menurun menjadi rata-rata USD 1,50 per pon sepanjang tahun ini.
Dari sisi investasi, pada kuartal I 2025 Freeport telah menggelontorkan belanja modal sebesar USD 1,2 miliar, yang mencakup USD 0,6 miliar untuk proyek pertambangan besar dan USD 0,2 miliar untuk pembangunan smelter baru dan fasilitas pengolahan logam mulia di Indonesia. Total belanja modal sepanjang 2025 diproyeksikan mencapai sekitar USD 5 miliar.
Freeport juga mencatat arus kas operasi sebesar USD 1,1 miliar pada kuartal I 2025. Dengan asumsi harga tembaga di level USD 4,15 per pon, emas USD 3.000 per ons, dan molibdenum USD 20 per pon, perusahaan memperkirakan arus kas operasi tahun ini dapat mencapai USD 7 miliar. Hingga akhir Maret 2025, Freeport memiliki kas dan setara kas sebesar USD 4,4 miliar, sementara total utang tercatat sebesar USD 9,4 miliar. Setelah dikurangi proyek-proyek strategis seperti pembangunan smelter di Indonesia, utang bersih Freeport tercatat hanya sekitar USD 1,5 miliar.
Untuk menjaga fleksibilitas keuangan, Freeport tetap konsisten menjalankan kebijakan keuangan yang konservatif. Dividen tunai sebesar USD 0,15 per saham telah diumumkan dan akan dibayarkan pada 1 Mei 2025 kepada para pemegang saham. Selain itu, perusahaan juga melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback), dengan total pembelian saham mencapai USD 80 juta selama kuartal pertama, sehingga memperkuat nilai bagi pemegang saham di tengah upaya mempertahankan fundamental keuangan yang solid.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement