Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Plastik Polikarbonat, Pakar IPB dan ITB Tegas: Tahan Panas!

Soal Plastik Polikarbonat, Pakar IPB dan ITB Tegas: Tahan Panas! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Eko Hari Purnomo, dan Ivan Hadinata Rimbualam  dari Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) menegaskan bahwa plastik polikarbonat (PC) relatif tahan panas.  Titik leleh plastik jenis ini berada di kisaran 265 – 267 derajat celcius.

Eko menyampaikan plastik jenis  PC yang mengandung Bisfenol A (BPA) itu digunakan untuk galon air minum salah satunya karena sifat tahan panasnya itu.  Selain itu, plastik PC juga keras, kaku, transparan, dan mudah dibentuk. Dia mengatakan  kandungan BPA yang terkandung dalam galon air minum dalam kemasan guna ulang  ini juga sudah dijamin tidak membahayakan kesehatan karena sudah memiliki ijin edar dari BPOM.

Baca Juga: Kolaborasi IPB, Astra, dan Pemprov Jabar Sukes Ekspor Kopi Cikajang ke Belanda

Selain itu, kata Eko, kecil kemungkinan  ada migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan galon ke dalam airnya mengingat BPA itu tidak larut dalam air. “BPA ini hanya larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, ester, keton, dan sebagainya,” tukasnya.

Hal senada juga disampaikan Ivan Hadinata Rimbualam dari Teknik Kimia ITB yang juga spesialis supplay chain di Perusahaan FMCG Multinasional.  Dalam  blognya dia menulis  polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik yang mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik ini memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat bening.  “Plastik polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi,” ujarnya.

Mengenai BPA yang menjadi monomer pembuat plastik PC, dia mengatakan berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengamati potensi migrasi BPA dari produk-produk polikarbonat ke dalam makanan dan minuman. “Studi-studi ini telah secara konsisten menunjukkan bahwa potensi migrasi BPA ke dalam makanan dan minuman sangat kecil, rata-rata lebih rendah dari 5 ppb dalam kondisi ruang,” tuturnya.

Hasil berbagai penelitian  telah membuktikan bahwa polikarbonat adalah plastik yang ringan dan aman untuk digunakan sebagai bahan produk-produk secara luas. Produk-produk tersebut meliputi termasuk peralatan rumah dan dapur yang melibatkan kontak langsung dengan makanan dan minuman. Contohnya wadah-wadah penampung makanan dan minuman seperti botol minuman, botol bayi, dan tableware.

Baca Juga: Kisruh Kenaikan Harga Kedelai, Ini Komentar Pakar Agribisnis IPB University

Penelitian The Japanese National Institute of Health Sciences (Kawamura et al, 1998) melakukan studi sensitif terhadap botol-botol bayi. Karena senyawa yang digunakan dalam prosedur analitik adalah campuran 20% etanol, 4% asam asetat dan heptan, limit pendeteksian BPA ditetapkan 0,5 ppb. Uji dilakukan selama 30 menit pada temperatur 95oC dan dilanjutkan dengan 24 jam pada temperatur kamar. Hasil menunjukkan migrasi BPA lebih kecil dari 1 ppb dan tidak ada BPA yang terdeteksi pada limit deteksi 0,5 ppb. Pengecualian hanya terjadi pada botol baru yang belum dicuci. Jumlah BPA yang termigrasi 3,9 ppb. Setelah pencucian, migrasi BPA turun hingga limit deteksi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: