Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perhatian, Toxic Masculinity Menghambat Kemajuan Organisasi

Perhatian, Toxic Masculinity Menghambat Kemajuan Organisasi Kredit Foto: Unsplash/nullplus

Selain itu, pernyataan setuju oleh responden tercatat ada 81 persen pada pernyataan secara fisik dan mental laki-laki harus kuat, kemudian laki-laki lebih pantas untuk melakukan pekerjaan berat atau fisik sebanyak 62%, dan laki-laki dinilai harus selalu bisa mengambil keputusan dalam pekerjaannya diamini oleh 71% responden.

IBCWE melakukan survei cepat ini pada 896 orang selama bulan Februari 2022. Responden tersebut terbagi atas 532 perempuan (59,4%), 362 laki-laki (40.4%), dan 2 orang yang tidak menyebutkan jenis kelaminnya (0,2%). Sebagian besar responden berusia 25-34 tahun, yaitu sebanyak 311 dan terdiri dari 123 laki-laki (34%), 187 perempuan (35%), dan sisanya tidak menyebutkan jenis kelaminnya.

Dari total 535 responden yang mengaku menikah, 237 di antaranya adalah laki-laki (65%), sebanyak 297 adalah perempuan (56%), dan sisanya tidak menyebutkan jenis kelaminnya. Dari sisi pendidikan, sebagian besar responden yang berjumlah 498 orang merupakan sarjana, di mana 210 orang (58%) di antaranya laki-laki, dan 288 responden (54%) merupakan perempuan.

Responden yang mengaku bekerja sebagai karyawan swasta mencapai 491 orang di mana 206 orang (57%) merupakan laki-laki, 284 orang (53%) adalah perempuan, dan sisanya tidak menyebutkan jenis kelaminnya.

Lelaki Turut Serta Supaya keberagaman dan inklusi di tempat kerja tercapai, keterlibatan dan dukungan dari semua gender sangat penting, termasuk laki-laki.

Penelitian global dari Boston Consulting Group menunjukkan, ketika laki-laki terlibat langsung dalam keberagaman gender, baik laki-laki maupun perempuan percaya bahwa perusahaan mereka membuat kemajuan yang jauh lebih besar dalam mencapai kesetaraan gender.

Data menunjukkan bahwa perusahaan di mana laki-laki secara aktif terlibat dalam program inklusi gender, 96 persen melaporkan kemajuan - dibandingkan dengan 30 persen perusahaan di mana laki-laki tidak terlibat. Namun, perusahaan cenderung hanya fokus pada perubahan perempuan daripada memecahkan struktural sistemik yang menyebabkan hak istimewa laki-laki dan menegakkan perilaku laki-laki.

Maka dari itu, IBCWE dan didukung oleh Kemen PPPA meluncurkan Kampanye Lelaki Turut Serta yang diikuti oleh perwakilan laki-laki dari Perusahaan anggota IBCWE. Kampanye ini berfokus pada empat hal utama untuk menunjukkan keterlibatannya dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, yaitu; komitmen, pengembangan kompetensi terkait kesetaraan gender di tempat kerja, jejaring, dan advokasi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: