Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) Datuk Dr. Ahmad Parveez Ghulam Kadir menyampaikan bahwa harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) telah mencapai tingkat tertinggi, yakni lebih dari RM8.000 per ton. Dikatakan Ahmad Parveez, kondisi ini telah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan turun lebih lanjut dalam waktu dekat.
MPOB memperkirakan, harga CPO akan kembali turun ke RM7.000 per ton disebabkan kebijakan Indonesia yang baru-baru ini mengamanatkan produsen minyak sawit untuk menjual seperlima dari output-nya ke penyulingan domestik dengan harga tetap. Namun, krisis Rusia-Ukraina telah mendorong CPO sehingga harga CPO menembus level RM8.000/ton.
Baca Juga: Tarif Pungutan Ekspor Sawit Diubah, Bagaimana Sekarang?
"Namun, menurut kami tidak perlu ada kenaikan lagi kecuali ada krisis lain seperti yang terjadi sehingga harga bisa naik," katanya dilansir dari laman InfoSAWIT.com pada Senin (21/3/2022).
Hasil pengamatan Ahmad Parveez menemukan bahwa selama beberapa hari terakhir, harga CPO telah turun hingga di bawah RM7.000 per ton dan akan bertahan di atas RM5.000 per ton untuk beberapa bulan ke depan mengingat ketidakpastian berapa lama krisis Rusia-Ukraina akan berlangsung.
"Saya ragu dalam jangka panjang, tetapi setidaknya di atas RM5.000 setidaknya untuk paruh pertama tahun ini," katanya, dilansir dari The Edge Malaysia pada Senin (21/3/2022).
Konsumen telah mengganti penggunaan minyak nabatinya ke CPO menyusul kekurangan minyak bunga matahari akibat krisis Rusia-Ukraina. Hal ini menjadi salah satu pendorong meningkatnya harga CPO kontrak berjangka Maret sebesar RM712 menjadi RM8.163 per ton, dan kontrak April sebesar RM663 menjadi RM7.435 per ton. Kontrak patokan Mei naik RM463 menjadi RM6.762 per ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum